
Pemungutan suara dibuka pada Minggu pagi di Venezuela dalam pemilu yang diboikot partai-partai oposisi utama dan amat ditentang oleh AS, Uni Eropa serta pemerintah negara-negara Amerika Latin itu.
"Pemilu tipuan tak mengubah apapun. Kita ingin orang-orang Venezuela yang menjalankan negara ini... sebuah bangsa menawarkan banyak hal kepada dunia," kicau Sekretaris Negara AS Mike Pompeo.
[Gambas:Twitter]
Dalam cuitan itu, Pompeo juga mendesak pemerintahan Maduro untuk membebaskan Joshua Holt, seorang misionaris Amerika yang ditahan pada 2016 karena dituduh bersekongkol melawan pemerintah.
Pemerintahan Donald Trump telah memberikan tekanan kepada rezim Maduro dengan menjatuhi sanksi kepada para anggota rezim itu dan menarget kemampuannya dalam meminjam di pasar finansial AS.
Pada Jumat (18/5), Departemen Keuangan AS memberikan hukuman pada bos Partai Sosialis sekaligus wakil Maduro, Diosdado Cabello. Lembaga itu menuduh Cabello telah bekerja dengan orang-orang yang juga terkena sanksi, dalam memindahkan obat-obatan lewat Venezuela.
Melansir AFP, Sebanyak 20 juta orang memenuhi syarat untuk ikut serta dalam pemungutan suara pemilu pada Minggu, di mana Maduro diperkirakan menang meski 75 persen tak setuju terhadap pemerintahannya. Hal itu dikarenakan warga Venezuela kini menghadapi kekurangan makanan, obat-obatan, pemadaman listrik dan air, serta lonjakan tingkat kriminalitas.
"Pemilu Venezuela hari ini adalah tidak sah," kicau Juru Bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert lewat akun Twitter miliknya.
"Amerika Serikat berdiri dengan bangsa demokratis di seluruh dunia demi mendukung orang-orang Venezuela dan hak kebebasan mereka untuk memilih wakil-wakilnya melalui pemilu yang bebas dan adil," imbuh Nauert.
(res) Baca Kelanjutan AS Sebut Hasil Pemilu Presiden Venezuela Tidak Sah : https://ift.tt/2IOTGtRBagikan Berita Ini
0 Response to "AS Sebut Hasil Pemilu Presiden Venezuela Tidak Sah"
Post a Comment