Dikutip dari CNN, Kuriki merasa tidak enak badan dan memutuskan untuk turun, Senin (21/5).
"Kuriki tidak merespons komunikasi radio dan kami tidak bisa melihat lampu di kepalanya ketika kami melihat dari bawah dalam kegelapan," kata timnya lewat akun Facebook.
"Tim yang dekat dengan kamp dua mendaki keatas mengikuti jalurnya untuk mencarinya dan menemukan Kuriki telah meninggal karena hypothermia," tulis postingan tersebut.
Jenazah Kuriki ditemukan di ketinggian 7.400 meter.
Kuriki pernah kehilangan sembilan jarinya karena membeku saat mencoba mendaki gunung Everest pada 2012. Dia tidak asing dengan cuaca ekstrem di Gunung Everest. Di kedua sisi gunung tersebut, baik dari China maupun Nepal.
Pada 2009, pihak berwenang China memerintahkan Kuriki turun dari gunung sebelum dia bisa menyelesaikan jadwal pendakiannya.
Cuaca buruk dan kecelakaan fatal dengan krunya mengakhiri upaya Kuriki mendaki pada 2010 dari sisi Nepal. Pada percobaan 2011, tiang-tiang tenda, persediaan, dan gas untuk memasak dirusak, dicuri oleh burung gagak Himalaya di kamp terakhirnya.
Pada 2012, angin dingin dan kencang yang ekstrim mengakhiri usahanya untuk mendaki dan membuat dia kehilangan kesembilan jarinya.
Kuriki mencoba lagi pada tahun 2015, setelah terjadi gempa bumi pada tanggal 25 April, 19 orang meninggal dan 61 luka-luka di markas gunung tersebut. Kuriki juga digagalkan karena kondisi cuaca yang buruk. Usaha di tahun 2016 dan 2017 juga digagalkan oleh cuaca buruk.
Kuriki berhasil mendaki sejumlah puncak di ketinggian 8 ribu meter tanpa botol oksigen di Nepal, termasuk Cho Oyu, Manaslu, Dhaulagiri, dan Mount Broad Peak, tetapi dia tidak berhasil menaklukan Gunung Everest di ketinggian di 8.850 meter. Pendaki asal Jepang itu pun 'takluk' di lereng Gunung Everest.
(nat)
Baca Kelanjutan Nobukazu Kuriki, Pendaki Asal Jepang Tewas di Gunung Everest : https://ift.tt/2kiRRqRBagikan Berita Ini
0 Response to "Nobukazu Kuriki, Pendaki Asal Jepang Tewas di Gunung Everest"
Post a Comment