Search

Pria di Balik Kebijakan Kontroversial Donald Trump

Jakarta, CNN Indonesia -- Persoalan imigrasi menjadi berita-berita utama media Amerika Serikat dalam beberapa waktu belakangan. Di media sosial, baik tokoh politik atau pun selebritas ikut mengecam kebijakan AS yang memisahkan anak dari keluarga mereka di perbatasan AS.

Setelah gelombang protes ini, Kamis lalu, Presiden AS Donald Trump akhirnya menandatangi surat perintah eksekutif untuk menghentikan pemisahan anak imigran dengan keluarganya.

Dilansir CNN, banyak kebijakan kontroversi yang dibuat Trump, termasuk soal imigrasi ini, berasal dari penasihat senior Stephen Miller.


Berasal dari California, Miller yang baru berusia 32 tahun sudah bergabung ke dalam tim Trump sejak Januari 2016, sebelum taipan real estate itu terpilih menjadi presiden AS mengalahkan Hillary Clinton.

Selama masa kampanye Trump, Miller biasanya memberikan pidato singkat sebelum Trump naik ke podium.

"Semua yang menentang Donald Trump adalah orang-orang yang sudah membawa negara ini ke keterpurukan," kata Miller dalam sebuah kampanye di Texas.

Namun meski banyak orang yang 'meninggalkan' Trump dalam tahun-tahun pertama pemerintahannya, Miller tetap berada di sisi Trump. Kariernya bahkan disebut melampaui pencetus larangan perjalanan beberapa negara ke AS, Steve Bannon.

Pria di Balik Kebijakan Kontroversial Donald TrumpMiller tetap menjadi orang dalam meski banyak orang di lingkaran Trump meninggalkannya. (Reuters/Jonathan Ernst)

Berpolitik sejak remaja

Miller sudah menyandang sebutan sebagai provokator sejak masih remaja. Ketika duduk di bangku SMA, ia mencetuskan kampanye pelajar yang melibatkan pidato kontroversial soal peran pekerja pembersih di sekolah.

"Semua pandangan Stephen soal imigrasi berasal dari SMU," kata Adrian Karima, yang mengenal Miller ketika SMU. "Pandangan negatifnya soal imigrasi dimulai saat SMU dan terus tumbuh."

Karier politik Miller mulai naik daun ketika ia bekerja untuk Senator Jeff Sessions. Sessions kini menjabat sebagai jaksa agung di bawah pemerintahan Trump, dan merupakan senator pertama yang mendukung Trump pada 2015.

Sementara itu, kebijakan Miller soal imigrasi berlanjut setelah Trump menang pemilu presiden AS.

"Saya sudah berbicara dengan presiden, hatinya benar soal isu ini, saya kira ia punya pemahaman yang baik...dan setiap kami punya proposal, maka itu hanya akan mental oleh anggota staf. Selama Stephen Miller masih bertanggung jawab atas negosiasi imigrasi, kita hanya akan jalan di tempat," kata Senator Lindsey Graham dari South Carolina pada Januari lalu.

Pendapat yang senada juga diungkap leh Senator Dick Durbin dari Illinois pada Januari.

"Biasanya ada jejak Miller dalam setiap upaya untuk menghentikan reformasi imigrasi," kata Durbin.

Sementara itu, UU imigrasi AS yang baru saat ini sedang dalam pembahasan Kongres.

"[Partai] Republik harus berhenti membuang waktu mereka soal imigrasi hingga kita memilih Senator dan anggota Kongres pada November. [Partai] Demokrat hanya bermain-main, tak punya niat untuk melakukan apa pun untuk menyelesaikan masalah [yang sudah berusia] puluhan tahun ini," kata Trump lewat akun Twitter-nya pada Jumat lalu.

Di sisi lain, AS masih belum menemukan cara untuk mempersatukan kembali 2.342 anak yang sudah dipisahkan dari orang tuanya selama 5 Mei sampai 9 Juni lalu. (stu)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Pria di Balik Kebijakan Kontroversial Donald Trump : https://ift.tt/2KkcIZC

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Pria di Balik Kebijakan Kontroversial Donald Trump"

Post a Comment

Powered by Blogger.