
Dilaporkan AFP, Hun Sen yang berkuasa sejak 1985 di negara perang saudara selama ini membungkam para penentang, menekan masyarakat sipil, kebebasan media dan musuh politiknya.
Lelaki 65 tahun yang membelot dari rezim Khmer Merah itu menyebut kepemimpinannya membawa stabilitas dan pertumbuhan. Pesan itu menyebar di antara para pendukung."Perdana Menteri Hun Sen adalah penyelamat negara," kata Sim Chantha, salah satu pemilih. "Saya memilih dia dan Partai Rakyat Kamboja (CCP)."
Juru bicara partai penguasa, Sok Eysan, memperkirakan kemenangan besar dan orang-orang "berbondong-bondong memilih."
TPS resmi ditutup pada 13.00 waktu setempat.
Namun, ada juga kecuekan di antara masyarakat karena pemilu sudah terlalu mudah ditebak."Saya tidak memilih. Saya tidur di rumah," kata Khem Chan Vannak, mantan pejabat dari Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) yang kini dilarang oleh negara.
"Banyak teman saya tidak memilih."
Sejumlah pemerintah Barat menarik bantuannya dari pemilu, menyebutnya tidak kredibel. Sementara kelompok pemerhati hak menggambarkannya sebagai pukulan telak pada proses demokrasi.
Juru bicara Komisi Pemilu menyatakan dua jam sebelum TPS ditutup keikutsertaan warga sudah melampaui 70 persen, sedikit lebih tinggi daripada angka pada 2013 lalu yang mencapai 69 persen.Pihak oposisi, yang para pemimpinnya kini tengah dipenjara atau mengasingkan diri, mendorong boykot "jari bersih" sebagai satu-satunya cara protes paling aman.
(aal)
ARTIKEL TERKAIT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "TPS Tutup, Partai Hun Sen Klaim Bakal Menang Telak"
Post a Comment