
Namun para pebisnis Venezuela menganggap langkah redenominasi bolivar itu kontraproduktif.
Didera krisis ekonomi dan politik, Venezuela pun lumpuh. Sebagian besar toko-toko dan perkantoran tutup. Warga Venezuela tampak ragu menggunakan uang bolivar yang baru.
Carlos Larrazabal, presiden asosiasi pengusaha Venezuela, Fedecamaras mengatakan langkah redenominasi bolivar hanya akan menambah instabilitas ekonomi.
Transaksi elektronik yang sempat terhenti selama 12 jam pada Minggu mulai aktif di tengah ketidakpastian. "Kita punya rasa yang sama, menunggu apa yang akan terjadi," kata Maria Sanchez, 39 tahun, seorang penjaga toko setelah menarik sejumlah uang, seperti dilansir kantor berita AFP.
Selain redenominasi bolivar, Maduro mengumumkan kebijakan lain untuk menangani meluasnya kemiskinan, termasuk kenaikan upah sebesar 3.400 persen. Kenaikan upah itu merupakan yang kelima kalinya pada tahun ini saja.
"Itu tindakan yang gila," kata Henkel Garcia, Direktur Econometrica, sebuah kelompok konsultan seperti dilansir AFP.
Larrazabal menyatakan kenaikan upah itu dapat menghancurkan aset perusahaan yang sudah lemah.
Inflasi satu juta persen yang diperkirakan IMF praktis menjadikan mata uang bolivar yang lama tak berharga. Adapun krisis ekonomi telah mendorong lebih dari dua juta warga Venezuela melarikan diri ke negara-negara tetangga.
Di perbatasan Brasil, aliran warga yang melarikan diri terus berlanjut meski terjadi bentrokan di akhir pekan yang mengusir 1.200 warga Venezuela dari kawasan itu. Presiden Brasil Michel Temer pun mengerahkan aparat keamanan ke perbatasan untuk memulihkan ketertiban.
(nat)
Baca Kelanjutan Pengusaha Venezuela Kritik Uang Kertas Baru Maduro : https://ift.tt/2MrcySgBagikan Berita Ini
0 Response to "Pengusaha Venezuela Kritik Uang Kertas Baru Maduro"
Post a Comment