Search

AS Tarik Perjanjian Nuklir, Paksa Rusia Seimbangkan Langkah

Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia menyebut bahwa penarikan diri Amerika Serikat dari perjanjian nuklir pada 1987 dan jika Trump mengembangkan rudal baru akan memaksa Moskow untuk untuk mengembalikan keseimbangan militer dunia. 

Peskov mengatakan Putin telah berulang kali memperingatkan bahwa runtuhnya perjanjian itu akan memaksa Moskow untuk mengambil langkah-langkah militer tertentu. "Menghilangkan ketentuan perjanjian INF memaksa Rusia mengambil langkah-langkah untuk keamanannya sendiri," kata Peskov.

"Ini berarti bahwa Amerika Serikat tidak lagi melakukannya (pengembangan nuklir secara) sembunyi-sembunyi, tetapi secara terbuka mulai mengembangkan sistem ini di masa depan, dan jika sistem ini sedang dikembangkan, maka tindakan diperlukan dari negara lain, dalam hal ini Rusia, untuk memulihkan keseimbangan dalam lingkup ini," tambahnya.

Tetapi Moskow mengisyaratkan beberapa alasan terkait keputusannya itu, seperti diungkap pejabat senior Rusia kepada penasehat keamanan nasional Trump, John Bolton. Mereka siap menjawab kekhawatiran AS tentang bagaimana pelaksanaan Perjanjian Nuklir Pasukan Jarak-Menengah 1987 dilakukan.

Di Washington, Presiden AS mengulangi kekhawatirannya tentang perjanjian itu dan mengatakan Amerika Serikat akan membangun persenjataan nuklirnya.

"Rusia belum menaati perjanjian. ... Sampai orang-orang sadar, sejauh ini kami memiliki lebih banyak uang daripada orang lain. Kami akan membangunnya," katanya kepada wartawan di Gedung Putih. "Sampai mereka sadar. Ketika mereka melakukannya, kita semua cukup pintar dan kita semua akan berhenti."

Ditanya apakah itu merupakan ancaman bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, Trump mengatakan, "Ini adalah ancaman bagi siapa pun yang Anda inginkan. Dan itu termasuk China, dan itu termasuk Rusia, dan itu termasuk orang lain yang ingin bermain permainan itu. Anda tidak bisa lakukan itu. Kamu tidak bisa memainkan game itu untukku. "

Trump mengatakan Cina juga harus dimasukkan dalam perjanjian itu.

Sabtu lalu Trump menyebut bahwa Washington akan mengundurkan diri dari pakta nuklir di era Perang Dingin dengan Rusia.

Pakta itu ditandatangani oleh Presiden Ronald Reagan dan pemimpin reformis Soviet Mikhail Gorbachev pada 1987. Perjanjian itu mengharuskan penghapusan semua rudal nuklir dan konvensional berbasis jarak pendek dan menengah yang dimiliki oleh kedua negara di daratan Eropa.

Dihapuskannya perjanjian ini bisa meningkatkan kemungkinan perlombaan senjata baru. Gorbachev, (87) juga memperingatkan bahwa membongkar kesepakatan itu bisa menimbulkan bencana.

Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut bahwa rencana penarikan diri AS dari perjanjian itu sebagai keprihatinan mendalam bagi Moskow. "Tindakan semacam itu dapat membuat dunia dalam bahaya," katanya kepada wartawan melalui telepon.

Di sisi lain, pihak berwenang AS yakin Moskow sedang mengembangkan dan telah menyebarkan sistem nuklir yang melanggar perjanjian. Mereka juga memperikirakan Rusia bisa meluncurkan serangan nuklir di Eropa dalam waktu singkat. Meski demikian, kecurigaan itu berulang kali ditolak Rusia.

Trump mengatakan Amerika Serikat akan mengembangkan senjata yang setara kecuali Rusia dan Cina setuju untuk menghentikan pembangunan nuklir mereka. China sendiri tidak termasuk dalam negara yang masuk dalam perjanjian itu. (eks/eks)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan AS Tarik Perjanjian Nuklir, Paksa Rusia Seimbangkan Langkah : https://ift.tt/2D0OqRj

Bagikan Berita Ini

0 Response to "AS Tarik Perjanjian Nuklir, Paksa Rusia Seimbangkan Langkah"

Post a Comment

Powered by Blogger.