
Kementerian Pertahanan Korsel melaporkan bahwa pertemuan tertutup itu berlangsung di Desa Panmunjom yang terletak di perbatasan kedua negara. Rapat itu dipimpin oleh pejabat militer dari masing-masing pihak.
Rapat ini adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan tingkat tinggi kedua negara pada bulan lalu, di mana Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in sepakat mengurangi ketegangan di zona demiliterisasi (DMZ).
Sebagai langkah awal, kedua Korea mengupayakan penutupan 11 pos jaga dalam radius 1 kilometer dari Garis Demarkasi Militer (MDL) pada akhir tahun ini.
Bulan ini, mereka juga mulai melakukan penarikan ranjau di beberapa daerah dan akan membangun jalan untuk memfasilitasi proyek pencarian tentara yang hilang pada Perang Korea 1950-1953.
Turis dari kedua Korea serta luar negeri akan diizinkan untuk masuk dan keluar dengan bebas di JSA.
"Langkah-langkah yang dirancang akan berlangsung selama satu bulan hingga perbatasan mereka berubah menjadi tempat damai dan rekonsiliasi," demikian pernyataan Kemhan Korsel.
"Sebagian besar operasi ini akan dilaksanakan oleh kedua Korea, namun mereka memastikan bahwa dukungan UNC juga penting, karena ada elemen AS dan pengelola Komisi Gencatan Senjata Militer PBB (UNCMAC) di dalamnya," kata seorang sumber anonim Korea Selatan.
Pada Senin (15/10), kedua Korea sepakat mulai menghubungkan kembali jalur kereta api dan jalan meski AS khawatir hubungan baik Korut dan Korsel dapat merusak upaya untuk menekan Pyongyang agar melucuti senjata nuklirnya. (cin/has)
Baca Kelanjutan Korut-Korsel Rapat dengan PBB soal Perdamaian Perbatasan : https://ift.tt/2RRdFJVBagikan Berita Ini
0 Response to "Korut-Korsel Rapat dengan PBB soal Perdamaian Perbatasan"
Post a Comment