Search

Putera Mahkota Arab Saudi, Pro-reformasi atau Penindas?

Jakarta, CNN Indonesia -- Mohammed bin Salman mengubah negara penghasil minyak terbesar yang ultrakonservatif melalui reformasi ekonomi, sosial dan agama sejak ditunjuk sebagai putera mahkota kerajaan Arab Saudi tahun lalu. Meski demikian, sekarang banyak pihak memandang langkahnya mengatasi para pembangkang sebagai langkah penindasan.

Putera mahkota kerajaan paling kuat di wilayah Teluk yang dikenal juga dengan sebutan MBS ini memimpin transformasi paling mendasar dalam sejarah modern negara kaya minyak itu dan menyingkirkan seluruh pesaingnya setelah menjadi calon raja pada Juni 2017.

MBS menjanjikan Arab Saudi yang "moderat" ketika dia berusaha menarik investor internasional mendukung visi besarnya dalam upaya mengubah ekonomi negara itu yang sangat tergantung pada minyak.

Dia pun membersihkan para ulama yang sejak lama mendominasi kehidupan Arab Saudi dan September lalu dia menangkap kelompok elit negara itu mulai dari keluarga kerajaan, menteri dan pebisnis. Ratusan orang ditahan dalam penyelidikan kasus korupsi yang bernilai total US$100 miliar.

Tetapi pengakuan Riyadh, setelah dua minggu menyangkal, bahwa pengkritik terkenal bernama Jamal Khashoggi tewas dalam "perkelahian" di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul mengancam citra reformasi putera mahkota yang dengan hati-hati dibentuk ini.

Dua pembantu dekatnya, wakil kepala intelijen Ahmad al-Assiri dan penasehat media kerajaan Saud al-Qahtani, telah dipecat karena keterlibatan mereka dalam kasus kematian Khashoggi.

Tiga pejabat dinas intelijen lain pun telah dipecat sementara 18 tersangka pelaku telah ditangkap.

Pangeran Mohammed yang berusia 33 tahun pada Sabtu (20/10) ditunjuk sebagai ketua komite "untuk merestrukturisasi" dinas intelijen" dan "memodernisasi aturan dan mendefinisikan kembali kewenangannya," tulis Saudi Press Agency.

Dalam waktu yang singkat, putera Raja Salman ini bisa membangun hubungan erat dengan Gedung Putih yang kini diduduki oleh Presiden AS Donald Trump, terutama dengan menantu dan penasihatnya Jared Kushner.

Di hadapan negara-negara barat MBS tampil sebagai seorang pembaharu, yang mau melakukan bisnis dan mendapatkan dana bagi Arab Saudi, melalui serangkaian keputusan seperti mencabut larangan kaum perempuan menyetir mobil, mengurangi kewenangan polisi keagamaan dan mengijinkan kembali gedung bioskop.

Ini adalah bagian dari Visi 2030 Pangeran Mohammed yang berisi rencana reformasi ekonomi dan sosial sementara Arab Saudi mempersiapkan diri menghadapi era tanpa minyak.

Berbagai forum ekonomi telah dilaksanakan dan forum investasi ekonomi kedua yang bertujuan mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi dijadwalkan berlangsung di Riyadh pada Selasa (23/10).

Berjiwa Pemimpin Lama

Akan tetapi banyak kelompok mengkritik langkah MBS terhadap para pembangkang politik negara itu.

Pada September 2017, Human Rights Watch dan Amnesty International melaporkan penahanan puluhan penulis, wartawan, pegiat dan pemimpin agama termasuk ulama terkenal Sheikh Salman al-Awda.

Di saat itu lah Khashoggi mengasingkan diri ke Amerika Serikat.

Putera mahkota MBS juga dikritik keras karena mengenakan tahanan rumah kepada Perdana Menteri Lebaonon Saad Hariri di Riyadh pada November tahun lalu. Dia juga dikecam karena terlibat dalam konflik di Yaman yang bertujuan membantu pemerintah negara itu melawan kelompok Houthi yang didukung Iran. Langkah lain yang dipertanyakan adalah menerapkan blokade pada Qatar.

"Di dalam hatinya dia adalah kepala suku zaman dulu," ujar Khashoggi dalam perbincangan off the record dengan majalah Newswook awal tahun ini dan dirilis pada Sabtu (20/10) setelah dipastikan bahwa dia telah dibunuh.

Putera Mahkota Arab Saudi, Pro-reformasi atau Penindas?Arab Saudi akhirnya mengakui wartawan Jamal Khashoggi tewas di dalam gedung konsulat negara itu di Istanbul, Turki.  (Reuters/Murad Sezer)
"Dia ingin menikmati buah hasil modernisasi negara maju dan Lembah Sillicon dan bioskop dan yang lainnya, tetapi di saat bersamaan dia juga ingin berkuasa seperti kakeknya memerintah Arab Saudi," tambah Khashoggi.

Arab Saudi Versi MBS

Dalam wawancara yang jarang dilakukan tahun lalu, putera mahkota Arab Saudi ini mengatakan memimpikan "satu negara Islam moderat yang toleran pada seluruh agama dan pada dunia".

Pangeran Mohammed bin Salman juga mengambil langkah untuk membatasi kekuasaan ulama garis keras dan sheikh terkenal yang mendorong pandangan Islam tanpa kompromi di negara itu. Dia juga mengakui bahwa hubungan negara itu dengan aliran Wahabi merupakan satu masalah.

Puluhan tokoh keagamaan ternama Arab Saudi ditahan dalam operasi yang diperintah oleh pangeran MBS ini.

Namun dalam satu wawancara, Pangeran Mohammed mengatakan penyebaran aliran Wahabi merupakan konsekuensi dari permintaan negara Barat agar Arab Saudi mempergunakan sumber dayanya di negara-negara Islam untuk melawan Uni Soviet ketika terjadi Perang Dingin.

"Saya percaya bahwa Islam itu masuk akal, Islam itu sederhana, dan banyak orang yang berupaya membajaknya," ujarnya dalam wawancara dengan harian Washington Post Maret lalu.

Kerajaan Arab Saudi juga menahan sejumlah pegiat hak asasi dan hak perempuan, dan sebagian dari mereka dituduh mengancam keamanan nasional dan hingga kini tidak banyak diketahui nasib mereka.

Pangeran Mohammed bin Salman "sangat percaya dengan dirinya sendiri. Dia tidak percaya orang lain," ujar Khasoggi.

"Dia tidak melakukan pengecekan. Dia tidak memiliki penasehat yang benar dan dia bergerak ke Arab Saudi yang diimpikannya, Arab Saudi menurut Mohammed bin Salman sendiri."

(yns)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Putera Mahkota Arab Saudi, Pro-reformasi atau Penindas? : https://ift.tt/2AjZkii

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Putera Mahkota Arab Saudi, Pro-reformasi atau Penindas?"

Post a Comment

Powered by Blogger.