Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, mengatakan negaranya melihat keputusan Perdana Menteri Scott Morrison itu "sama sekali tidak menolong isu yang sangat kompleks dan sensitif" tersebut.
"Pernyataan semacam itu tidak menolong penyelesaian isu Palestina. Dan kami menegaskan Rusia tidak berencana melakukan hal serupa," kata Vorobieva dalam jumpa pers di kedutaannya di Jakarta, Rabu (17/10).
Solusi tersebut menjadikan Israel dan Palestina masing-masing berdiri sebagai negara berdaulat dan hidup secara berdampingan dengan damai.
Pernyataan itu diutarakan Vorobieva menanggapi rencana Australia yang tengah mempettimbangkan merelokasi kedutaannya untuk Israel di Tel Aviv ke Yerusalem.
Jika terjadi, langkah tersebut secara politik menunjukan Australia mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, sebuah langkah kontroversial yang telah lebih dulu dilakukan Amerika Serikat pada Desember 2017 lalu.
Kota suci tiga agama itu menjadi sumber konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama ini, di mana kedua negara sama-sama mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota masa depan mereka.
Di hari yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahkan memanggil Duta Besar Australia di Jakarta, Gary Quinlan, untuk meminta penjelasan lebih detail mengenai rencana perdana menterinya itu. (rds/has)
Baca Kelanjutan Rusia Sebut Rencana Australia Soal Yerusalem Perkeruh Konflik : https://ift.tt/2PE0smjBagikan Berita Ini
0 Response to "Rusia Sebut Rencana Australia Soal Yerusalem Perkeruh Konflik"
Post a Comment