
Dalam sidang di Pengadilan Pusat Seoul pada Kamis (22/11), Hakim Chung Moon-sung mengatakan bahwa para korban Lee "tak dapat menolak karena mereka adalah subjek otoritas absolut keagamaan dari terdakwa."
Pengakuan pengikut Lee ini pertama kali terungkap ke publik pada awal tahun ini, ketika gerakan #MeToo sedang ramai-ramainya digaungkan di Amerika Serikat.
Awalnya, Lee mengatakan bahwa mereka sedang berada di surga. Mereka pun diminta telanjang layaknya Adam dan Hawa saat di Taman Eden.
"Saya menangis karena saya harus melakukan itu," ucap seorang pengikut Lee kepada stasiun televisi JTBC.
Delapan perempuan pengikutnya kemudian mengajukan aduan kriminal. Pengadilan kemudian menetapkan bahwa Lee memperkosa dan melecehkan para penggugat "puluhan kali" dalam jangka waktu yang panjang.
Lee membantah semua tuduhan tersebut. Ia menuding para penggugat berbohong untuk membalas dendam setelah dikucilkan karena melanggar aturan gereja.
Pengabdian terhadap sebuah agama di Korsel sendiri sedang meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Hingga saat ini, 44 persen rakyat Korsel mengklaim diri sebagai pengikut salah satu agama.
Kebanyakan warga merupakan pengikut gereja biasa, tapi penganut kepercayaan semaca kultus juga kian banyak.
Namun menurut Kepala Korea Christian Heresy Research Institute, Park Hyung-tak, sekitar dua juta orang di Korsel merupakan pengikut kultus.
"Ada sekitar 60 pemimpin kultus yang berdasar pada ajaran Kristen di negara ini yang mengklaim sebagai Yesus Kristus atau Tuhan yang datang untuk kedua kalinya," kata Park kepada AFP.
Melanjutkan pernyataannya, Park berkata, "Kebanyakan gereja menyoroti masalah korupsi di dalam gereja-gereja besar untuk menunjukkan kemurnian mereka di hadapan para pengikut." </span>
Baca Kelanjutan Perkosa Pengikut Perempuan, Pemimpin Kultus Korsel Dibui : https://ift.tt/2S45g59Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perkosa Pengikut Perempuan, Pemimpin Kultus Korsel Dibui"
Post a Comment