
Juru bicara Kepala Kepolisian Filipina, Rowell Zafra, mengatakan tak lama setelah insiden terjadi aparat langsung menggeledah seluruh isi mal.
Hasil penggeledahan polisi menemukan satu barang mencurigakan diduga bom lainnya yang langsung dimusnahkan.
Hingga kini, aparat Filipina belum bisa mengatakan jenis bom yang digunakan dalam peristiwa itu, begitu juga dengan identitas tersangka pelaku.
Dikutip AFP, saksi mata mengatakan jendela-jendela bangunan di sekitar lokasi kejadian ikut pecah akibat ledakan.
Wilayah Filipina selatan telah diguncang kekerasan kelompok ekstremis, militan, hingga separatis Islam selama beberapa dekade terakhir.
Zafra memaparkan sejumlah kelompok ekstremis Islam yang berbasis di luar Cotabato telah mendeklarasikan berbaiat pada organisasi teroris ISIS.
Berdasarkan data pemerintah Filipina, setidaknya 100 ribu nyawa melayang akibat pemberontakan dan kekerasan yang terjadi di wilayah itu.
Presiden Rodrigo Duterte juga menerapkan darurat militer hingga akhir 2018 di selatan Filipia, terutama selatan Mindanao setelah ISIS memporak-porandakan Kota Marawi pada pertengahan 2017.
Otoritas mengatakan kelompok bersenjata Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. BIFF salah satu kelompok bersenjata di Filipina, selain Abu Sayyaf yang berbaiat kepada ISIS. (rds/ayp)
Baca Kelanjutan Bom Meledak di Mal Filipina Jelang Tutup Tahun, Dua Tewas : http://bit.ly/2GNUGOOBagikan Berita Ini
0 Response to "Bom Meledak di Mal Filipina Jelang Tutup Tahun, Dua Tewas"
Post a Comment