
Dengan pengakuan ini, Popkov secara keseluruhan sudah mengklaim pembunuhan terhadap 78 perempuan karena sebelumnya, ia menjalani hukuman atas kasus penghilangan 22 nyawa.
Popkov pertama kali ditangkap tahun 2012 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Januari 2015. Ia ditangkap setelah hasil DNA pada mobil yang dipakai dalam kasus pembunuhan sesuai dengan identitas Popkov.
Menurut laporan kantor berita Rusia, RIA Novosti, Popkov memulai aksi pembunuhan berantai setelah menemukan istrinya berselingkuh.
Pada akhir 1990-an, serangkaian kekerasan seksual dan pembunuhan mulai melanda wilayah sekitar kota Angarsk, dekat Irkutsk.
Kebanyakan pembunuhan dilakukan dengan senjata kapak dan palu. Mayat korban kemudian dibuang ke hutan, pinggir jalan, dan pemakaman setempat setelah dimutilasi.
"Ia dengan sukarela menggambarkan aksi pembunuhan ini tanpa terpaksa, bahkan dengan penuh semangat," tutur Yevgeny Karchevsky, pemimpin investigasi kasus tersebut.
Ketika diinterogasi, Popkov mengaku aksi pembunuhannya tersebut sebagai tindak 'membersihkan' Angarsk dari perempuan-perempuan yang ia anggap tak bermoral.
Di Rusia, Popkov dikenal dengan julukan 'pembunuh papan catur' karena ia berharap dapat menaruh koin di 64 kotak dalam papan catur untuk setiap korban yang ia bunuh.
Terlepas dari serangkaian aksi pembunuhan kejam tersebut, Karchevsky menganggap Popkov sebagai pria waras dan berpendidikan tinggi.
Jaksa Penuntut Umum, Alexander Shkinev, mengatakan Popkov akan mengajukan banding dengan harapan mempertahankan upaya pensiun polisi sebesar 24 ribu rubel atau setara Rp 5,2 juta per bulan. (fey/has)
Baca Kelanjutan Bunuh 78 Orang, Mantan Polisi Rusia Divonis Seumur Hidup : https://ift.tt/2QrQJE8Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bunuh 78 Orang, Mantan Polisi Rusia Divonis Seumur Hidup"
Post a Comment