
Jakeste Caal Maquin atau akrab disapa Jakelin, nama anak perempuan imigran tersebut, bersama sang ayah meminta suaka dari polisi perbatasan AS. Keduanya datang bersama puluhan imigran lainnya. Naas, Jakelin dan ayahnya, serta imigran lain harus ditahan.
"Gadis itu mengatakan ketika dia dewasa nanti, dia akan bekerja dan mengirim kembali ke ibu dan neneknya," kata Claudia Clichy, ibu dari Jakelin.
Jakelin, sang ibu melanjutkan, belum pernah melihat negara besar. "Ia sangat senang ia akan pergi," tuturnya mengenang.
Menurut sang ibu, Jakelin dan ayahnya sangat dekat. Mereka meninggalkan Guatemala untuk mencari jalan keluar dari kemiskinan ekstrem yang mengkungkung hidup mereka.
Sekitar 80 persen penduduk asli Guatemala merupakan orang miskin. Separuh dari mereka bahkan hidup dalam kemiskinan ekstrem. Walikota San Antonio de Cortez menggambarkan keluarga Caal sebagai salah satu yang paling miskin di desa ia tinggal.
"Bukan hanya keluarga Caal. Ada banyak orang yang pergi. Mereka melewati truk, mobil, dan bu. Kebanyakan dari mereka kembali pada akhirnya karena diturunkan, ditangkap pihak berwenang, hingga dideportasi," tandasnya.
Garcia juga mengklaim bahwa sang ayah setuju dengan akun Perlindungan Kepabeanan dan Perbatasan AS (CBP) dari penahanan singkat ayah dan anak, termasuk pernyataan CBP bahwa sang anak telah memiliki masalah medis beberapa jam setelah kedatangan mereka.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mimpi Bocah Imigran Sebelum Meninggal: Kirim Uang ke Keluarga"
Post a Comment