
Seperti dilansir Reuters, Rabu (30/1), suku Nao Xoha di pedalaman Pataxo-Hahahae bermukim hanya beberapa kilometer dari lokasi bendungan yang jebol. Selama ini mereka menggantungkan hidup dari ikan-ikan di Sungai Paraopeba sebagai sumber makanan utama.
Penduduk desa juga memanfaatkan keberadaan sungai itu untuk mandi dan mencuci pakaian. Namun, kini sungai itu tercemar lumpur dan material sisa penambangan.
"Pada hari Kamis, saya di sini mencuci pakaian saya, mandi dengan anak-anak saya, dan sekarang saya bahkan tidak bisa menyentuh sungai," kata warga Pataxo Hahahae, Sot de Ionara, sambil menahan air mata.
"Hati kami sangat sedih mengetahui bahwa tidak ada yang bisa dilakukan," ujar dia.
Kehidupan Suku Nao Xoha juga sudah terancam ketika Presiden Jair Bolsonaro berniat memangkas persyaratan dan peraturan bagi perusahaan pertambangan, yang seharusnya menjadi perlindungan bagi masyarakat adat. Insiden runtuhnya bendungan itu diharap membuka mata Bolsonaro akan bahaya rencana kebijakannya.
"Anda pikir perusahaan tambang peduli akan hal ini? Apakah Anda pikir ada wali kota yang peduli dengan daerah ini? Mereka hanya peduli dengan uang - dan tambang," kata Sot de Aigoho. (syf/ayp)
Baca Kelanjutan Insiden Bendungan Jebol Ancam Suku Pedalaman Brasil : http://bit.ly/2DJuOAhBagikan Berita Ini
0 Response to "Insiden Bendungan Jebol Ancam Suku Pedalaman Brasil"
Post a Comment