
Senator dari California itu mengumumkan pencalonannya pada Senin (21/1), bertepatan dengan hari libur nasional memperingati ulang tahun aktivis hak asasi manusia Martin Luther King Jr.
"Masa depan negara kita bergantung pada Anda dan jutaan lainnya, pada suara untuk mendongkrak suara kami demi memperjuangkan nila-nilai Amerika. Itulah sebabnya saya mencalonkan diri sebagai kandidat calon presiden AS," ucap perempuan 54 tahun itu melalui sebuah video yang diunggahnya di Twitter.
Hampir 22 bulan sebelum pemilu digelar, persaingan menuju Gedung Putih terus memanas, terutama ketika warga Amerika mencari siapa yang mungkin melawan Presiden Donald Trump.
Dalam memoarnya yang berjudul The Truths We Hold: An American Journey, Harris menyerukan persatuan sebagai jargon kampanyenya dalam dalam pidato di Howard University in Washington.
Harris menganggap "Trump menyandera rakyat Amerika atas proyek angkuhnya untuk membangun tembok dan itu sangat tidak bertanggung jawab."
"Ada begitu banyak suara kuat yang mencoba menabur kebencian dan perpecahan di antara kita sat ini. Kita harus melawan dan menolaknya. Hal itu tidak mencerminkan siapa kita sebagai orang Amerika, dan bukan demi kepentingan terbaik kita," ucap Harris seperti dikutip AFP.
"Kesatuan kita selalu menjadi kekuatan kita, kekuatan kita adalah persatuan kita."
Harris merupakan perempuan kulit hitam pertama yang pernah mengemban jabatan tersebut di California.
Pada Januari 2017, ia mengambil sumpah jabatan sebagai senator California, menjadikannya senator kulit hitam kedua dalam sejarah AS setelah Carol Moseley Braun.
Harris merupakan anak imigran. Ayahnya berasal dari Jamaika, sementara ibunya aktivis keturunan India Tamil. Dia lahir dan tumbuh besar di Oakland, California. (rds/has)
Baca Kelanjutan Kamala dan Mimpi Jadi Presiden AS Perempuan Afrika Pertama : http://bit.ly/2FQBoXdBagikan Berita Ini
0 Response to "Kamala dan Mimpi Jadi Presiden AS Perempuan Afrika Pertama"
Post a Comment