
"Hentikan, hentikan Donald Trump. Berhenti di sana! Anda sedang membuat kesalahan yang akan menodai tangan Anda sendiri dengan darah," ucap Maduro dalam wawancaranya dengan saluran televisi Spanyol, LaSexta, Minggu (4/2).
"Anda akan meninggalkan kepemimpinan Anda yang diwarnai darah."
"Jadi kita harus melalui perang untuk mempertimbangkan kembali hubungan kita dan rasa hormat kita?"
Pemimpin sosialis itu juga menegaskan penolakannya mengikuti ultimatum Uni Eropa yang mendesaknya untuk segera menggelar pemilihan presiden bersih dan adil. Meski begitu, dia akan segera menggelar pemilu parlemen.
"Kalian semua tahu terkait krisis yang melibatkan Majelis Nasional (perlemen), kekuatan legislatif yang borjuis," tutur Maduro.
"Saya setuju untuk meluruskan kekuatan legislatif negara dan mendukung dengan pemilihan bebas dengan syarat untuk membentuk Majelis Nasional yang baru."
Sejak Guaido mendeklarasikan diri sebagai pemimpin sementara pada Januari lalu, Maduro terus mendapat tekanan untuk mundur.
Selain melalui upaya diplomatik dan politik, Washington bahkan menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak Venezuela, PDVSA, demi memblokir rezim Maduro dari pemasukan negara yang selama ini menopangnya.
Dalam demonstrasi pro-pemerintah di Caracas pada Sabtu pekan lalu, Maduro menyerukan milisi-milisi di negaranya untuk bergabung dengan angkatan bersenjata Venezuela yang setia padanya.
"Saya menyerukan para milisi pria dan perempuan untuk bergabung membela negara. Kami tengah bersiap mempertahankan negara kalau-kalau suatu hari mereka berani mengacaukan Venezuela yang kita cintai," ujar Maduro seperti dikutip CNN. (rds/has)
Baca Kelanjutan Maduro soal Ancaman Invasi: Trump Nodai Tangan dengan Darah : http://bit.ly/2UFZmZmBagikan Berita Ini
0 Response to "Maduro soal Ancaman Invasi: Trump Nodai Tangan dengan Darah"
Post a Comment