
"Untuk saat ini kami mencatat ada 84 warga yang meninggal, tetapi ketika tiba di daerah ini, semua memperlihatkan kemungkinan korban meninggal mencapai seribu orang," kata Presiden Mozambik, Filipe Nyusi, seperti dilansir AFP, Selasa (19/3).
Kota Beira di Mozambik yang terdampak paling parah Badai Idai sejak Kamis pekan lalu. Cuaca buruk itu kemudian bergeser ke Zimbabwe mengakibatkan hujan deras dan angin kencang. Alhasil, banjir menggenang di beberapa lokasi dan memutus akses jalan.
"Ini bencana kemanudiaan. Lebih dari seratus ribu warga dalam bahaya," kata Nyusi.
Menurut Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), sekitar 90 persen bagian Kota Beira lumpuh akibat Badai Idai. Sedangkan 530 ribu warga mengungsi dan masih terjebak banjir.
"Situasinya sangat buruk. Hampir seluruhnya rusak. Jalur komunikasi putus total dan jalan pun rusak. Sejumlah warga yang terjebak belum bisa dicapai," kata perwakilan IFRC, Jamie LeSueur.
Badai Idai juga merusak sejumlah bendungan, dan beberapa lainnya juga sudah tak sanggup menampung debit air hujan.
Jika tidak dibuka, maka bendungan yang sudah penuh itu bisa rusak. Jika dibuka pun maka akan berdampak terhadap warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai setempat.
Sedangkan di Zimbabwe, Badai Idai menyebabkan 98 orang meninggal dan 217 hilang. Sejumlah jasad yang ditemukan mulai dikuburkan sejak Senin kemarin.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Badai Idai di Mozambik dan Zimbabwe Renggut Seribu Nyawa"
Post a Comment