Search

Tragedi Ethiopian Airlines dan Janji Sang Pilot yang Pupus

Jakarta, CNN Indonesia -- Kecelakaan maut pesawat Boeing 737-8 MAX yang dioperasikan Ethiopian Airlines membawa banyak kisah sedih. Salah satunya adalah soal janji sang pilot, Yared Getachew, yang hendak menyaksikan pertandingan kesebelasan Arsenal dan Manchester yang tak bakal terpenuhi karena dia meninggal dalam kejadian itu.

Seperti dilansir Associated Press, Selasa (12/3), rekan-rekan mendiang Yared di lembaga Asosiasi Pilot Ethiopia memberikan penghormatan terakhir tak lama setelah kecelakaan maut itu terjadi.

Salah satu sejawatnya mengenang kembali masa-masa ketika mereka baru lulus sekolah pilot. Dia mengatakan sempat beberapa kali terbang bersama Yared dan bahkan sempat tinggal dalam satu indekos.

Rekan pilot lainnya menyatakan sudah berjanji akan bersama-sama menyaksikan pertandingan antara Arsenal dan Manchester bersama Yared. Namun, harapan itu pupus karena tragedi itu.

Menurut Direktur Ethiopian Airlines, Tewolde GebreMariam, Yared adalah salah satu pilot senior yang sudah mencatatkan 8000 jam terbang. Dia juga mengatakan pesawat nahas itu baru diantar November 2018 lalu dan rutin diperiksa.

"Itu adalah pesawat baru tanpa masalah teknis, dan diterbangkan leh pilot senior," kata Tewolde.

Salah satu rekan mendiang Yared, Estifanos Mulugeta, mengatakan temannya itu memang senang ketika ditugaskan terbang ke Nairobi, Kenya. Sebab, orang tua Yared menetap di sana.

Pesawat Boeing 737-8 MAX milik Ethiopian Airlines jatuh di sebuah tanah kosong di dekat Desa Tulu Fara, Kota Bishoftu, tak jauh dari di ibu kota Addis Ababa. Burung besi itu dalam perjalanan menuju Nairobi, Kenya. Sebanyak 157 penumpang sekaligus awak dipastikan meninggal.

[Gambas:Video CNN]

Tipe pesawat yang jatuh di Ethiopia sama dengan yang disewa oleh maskapai Lion Air dengan kode penerbangan PK-LQP. Pesawat yang disewa Lion Air itu jatuh di perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018 silam.

Tercatat sebanyak 32 korban berkewarganegaraan Kenya, 18 Kanada, sembilan Etiopia, delapan Italia, delapan China, delapan Amerika Serikat, tujuh Inggris, tujuh Perancis, enam Mesir, lima Belanda, empat India, empat Slovakia, tiga Austria, tiga Swedia, tiga Rusia, dua Maroko, dua Spanyol, dua Polandia, dan dua Israel.

Sementara masing-masing satu korban berasal dari Indonesia, Belgia, Somalia, Norwegia, Serbia, Togo, Mozambik, Rwanda, Sudan, Uganda, dan Yaman.

Hasil penyelidikan sementara, Yared sempat meminta untuk kembali pada pukul 08.38 waktu setempat setelah lepas landas dari bandara Bole, Addis Ababa. Pesawat hilang kontak dengan menara pantau pada pukul 08.44 waktu setempat.

Menurut data dari situs FlightRadar24, kecepatan saat pesawat itu menanjak tidak stabil. Kecelakaan ini kembali membuat Boeing sebagai pembuat disorot. (ayp)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Tragedi Ethiopian Airlines dan Janji Sang Pilot yang Pupus : https://ift.tt/2O2oW8U

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Tragedi Ethiopian Airlines dan Janji Sang Pilot yang Pupus"

Post a Comment

Powered by Blogger.