
Seperti dilansir Reuters, Jumat (26/4), Fernando tetap mengklaim dia dan seluruh anak buahnya tidak melakukan kesalahan meski dianggap gagal mencegah serangan bom.
"Kami mengusahakan hal itu. Semua lembaga terus bekerja," kata Fernando.
Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena, kemarin memang meminta kepala kepolisian dan menteri pertahanan untuk mengundurkan diri karena dianggap gagal mengantisipasi serangan bom beruntun di Hari Paskah pada Minggu lalu.
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, menuding ada pihak-pihak yang sengaja menyembunyikan informasi peringatan ancaman serangan oleh kelompok Zahran.
Diduga hal ini adalah buntut dari perseteruan politik antara Sirisena dan Wickremesinghe sejak 2018. Saat itu Sirisena mengklaim Wickremesinghe bersekongkol untuk membunuhnya. Dia lantas mengangkat mantan pesaingnya di pemilu, Mahinda Rajapaksa, sebagai PM.
Akan tetapi, menurut oposisi, Sirisena mencopot Wickremesinghe karena menentang kebijakan ekonomi dan hendak mengusut dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Sirisena dalam perang sipil yang berakhir pada 2009 silam. Saat itu pemerintah menghadapi perlawanan pemberontak Macan Tamil.
Pemerintah Sri Lanka menuduh Jemaah Tauhid Nasional (NTJ) dan Jemaah Agama Ibrahim sebagai pelaku serangan bom. Namun, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim mereka bertanggung jawab atas aksi teror itu. Hal ini juga yang diduga memicu aksi balas dendam terhadap umat Islam setempat.
Aparat Sri Lanka saat ini sudah menahan hampir 60 orang yang diduga terlibat aksi teror, berbekal undang-undang darurat. Pemerintah juga menetapkan negara dalam keadaan darurat nasional. (ayp)
Baca Kelanjutan Gagal Cegah Terror Bom, Menhan Sri Lanka Mundur : http://bit.ly/2vnhAnWBagikan Berita Ini
0 Response to "Gagal Cegah Terror Bom, Menhan Sri Lanka Mundur"
Post a Comment