
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (2/5), keputusan itu disampaikan oleh juru bicara Keuskupan Colombo, Pastor Edmund Tillakaratne. Menurut dia Kardinal Malcolm Ranjith memutuskan meniadakan ibadah Minggu karena imbauan pemerintah.
Aparat keamanan Sri Lanka sampai saat ini terus waspada terhadap ancaman teror susulan, pasca serangan rangkaian bom pada 21 April lalu yang merenggut 253 nyawa. Mereka terus siaga supaya tidak terjadi aksi keji lagi menjelang Ramadan.
"Keamanan tetap ketat dan waspada selama beberapa hari ke depan karena polisi dan tentara terus memburu para terduga teroris," kata seorang sumber intelijen kepolisian Sri Lanka, seperti dilansir Reuters, Selasa lalu.
Menurut mereka, para pelaku akan menggunakan bom mobil dan menyamar dengan mengenakan seragam aparat.
Aparat juga terus memburu sekitar 140 orang yang diduga terlibat jaringan teroris di Sri Lanka.
Pemerintah Sri Lanka sudah menyatakan kelompok Jemaah Tauhid Nasional (NTJ) dan Jemaah Agama Ibrahim (JMI) sebagai organisasi terlarang. Pemimpinnya, Zahra Hashim, diduga adalah otak serangan teror yang tewas dalam serangan di Hotel Shangri-La.
Sampai saat ini pemerintah Sri Lanka mengerahkan aparat untuk menjaga rumah ibadah di seluruh negeri. Mereka membatalkan rencana memulai kembali kegiatan belajar mengajar di seluruh sekolah pekan ini, dan memperpanjang pemberlakuan jam malam. (ayp)
Baca Kelanjutan Waspada Teror, Masa Penutupan Gereja Sri Lanka Diperpanjang : http://bit.ly/2VCWyA7Bagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada Teror, Masa Penutupan Gereja Sri Lanka Diperpanjang"
Post a Comment