Jakarta, CNN Indonesia --
Papua Nugini tak akan memperbarui kontrak dengan perusahaan Australia, Paladin Holdings, yang menyediakan pengamanan di kamp-kamp pengungsi di Pasifik. Paladin Holdings yang terdaftar di Singapura itu menyediakan pengamanan serta layanan lainnya di tiga pusat transisi bagi para pengungsi yang hendak menuju Australia di Pulau Manus, Papua Nugini.
Menteri Imigrasi Papua Nugini, Petrus Thomas, menyatakan pemerintah berencana mengakhiri kontrak Paladin di akhir bulan ini.
Thomas mengatakan pemerintah Papua Nugini telah menginformasikan Kementerian Dalam Negeri Australia akan menggelar proses tender yang transparan yang berfokus pada partisipasi perusahaan lokal.
"Perusahaan lokal sekarang memiliki kapasitas dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dan mereka harus diberikan kesempatan untuk ikut serta," ujar Thomas.
Pada awal tahun ini juga muncul informasi bahwa Paladin diberikan kontrak bernilai AU$420 juta atau sekitar Rp4.1 triliun. Perusahaan tersebut memiliki pengalaman serta modal yang sedikit, tetapi memiliki hubungan dengan seorang politikus senior asal Papua Nugini.
Auditor Australia, Grant Hehir, kemudian membuka sebuah penyelidikan pada April guna mencari tahu apakah proses tender untuk kontrak itu dilakukan dengan tepat.
Seorang pelaku usaha asal Pulau Manus, Sam Tasion juga menyatakan, "Kita tidak bisa memberikan uang guna memerintahkan Australia mengusir para pengungsi di Papua Nugini."
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton berharap agar kontrak Paladin itu tidak dihentikan melainkan diperbarui.
"Kemungkinan ada kelanjutan. Saya tidak akan berkomentar ketika kementerian sedang dalam proses pengurusan," ujar Dutton.
Dutton mengatakan sejauh ini ada lebih dari 300 pengungsi yang ditolak untuk dipindahkan ke AS. Sebelumnya, ratusan pengungsi dari Pulau Manus dan Nauru telah dimukimkan kembali di AS, tetapi proses tersebut berjalan dengan lambat sehingga mengakibatkan beberapa pengungsi mendekam selama bertahun-tahun di kedua pulau itu.
Sementara itu, Australia telah mengembalikan ribuan pengungsi yang tiba melalui jalur laut, alih-alih menempatkan mereka di kamp-kamp lepas pantai di mana marak terjadi aksi bunuh diri serta penyakit mental yang dialami para pengungsi.
Kebijakan ini telah menjadi masalah internasional yang juga mengakibatkan Australia merogoh biaya miliaran dolar.
(ajw/ayp)
Let's block ads! (Why?)
Baca Kelanjutan Papua Nugini Akhiri Kontrak Perusahaan Asing di Pulau Manus : http://bit.ly/2IL9sUl
Bagikan Berita Ini
Related Posts :
Marawi Bebas dari ISIS, Duterte Tak Cabut Darurat Militer
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, tak mencabut status darurat militer d… Read More...
Jepang Bantah Laporan Abdikasi Kaisar Akihito
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Jepang membantah laporan mengenai penyerahan takhta dari Kaisa… Read More...
Ledakan Bunuh Diri di Masjid Syiah Kabul, 30 Orang Tewas
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah ledakan bunuh diri terjadi di dalam Masjid Syiah di Kabul, Afghani… Read More...
Oposisi Mendukung Spanyol Bubarkan Parlemen Catalonia
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah pusat Spanyol telah mendapatkan dukungan dari pihak oposisi un… Read More...
CIA Akan Rilis Dokumen Bocoran Hubungan Iran dan Al Qaidah
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Mike Pompeo mengatak… Read More...
0 Response to "Papua Nugini Akhiri Kontrak Perusahaan Asing di Pulau Manus"
Post a Comment