Hal itu dilaporkan Houthi melalui kantor beritanya, stasiun televisi Al Masirah.
Di Washington, juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, mengatakan Presiden Donald Trump telah diberitahu terkait penyerangan misil terhadap Saudi.
"Kami terus memonitor situasi secara seksama dan terus berkonsultasi dengan mitra dan sekutu-sekutu kami," papar Sanders.
Sementara itu, dikutip Reuters, juru bicara Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), Letkol Rebecca Rabarich, memaparkan serangan semacam itu menjadi "sumber kekhawatiran lantaran menempatkan orang tak bersalah dalam bahaya."
Meski begitu, hingga kini belum ada laporan terkait kerusakan dan korban jika memang serangan Houthi tersebut bisa dikonfirmasi.
Houthi memang terus meningkatkan serangan rudal dan pesawat nirawak (drone) ke wilayah Saudi dalam beberapa bulan terakhir. Serangan Houthi terhadap Saudi juga terjadi sejak Riyadh terlibat dalam perang sipil di Yaman sejak 2015 lalu.
Perang sipil Yaman dilihat secara luas sebagai perang proxy antara Saudi dan Iran, dua kekuatan besar di Timur Tengah. Saudi selama ini membantu pemerintah Yaman untuk memberangus Houthi yang diduga disokong Iran selama ini.
Serangan Houthi yang meningkat baru-baru ini juga terjadi ketika ketegangan Iran dan AS, sekutu utama Saudi, terus memanas dalam beberapa bulan terakhir.
Iran membantah bertanggung jawab atas kedua insiden itu.
Sementara itu, Houthi secara terang-terangan juga menyerang dua stasiun minyak Saudi pada Mei lalu. Kelompok itu juga menyerang bandara Abha, Saudi, pada pekan lalu hingga melukai 26 orang. (rds/ayp)
Baca Kelanjutan Pemberontak Houthi Klaim Serang Pembangkit Listrik Arab Saudi : http://bit.ly/2RmQ2sXBagikan Berita Ini
0 Response to "Pemberontak Houthi Klaim Serang Pembangkit Listrik Arab Saudi"
Post a Comment