Search

Jejak dan Gertak Empat Perempuan AS Lawan Kicau Rasial Trump

CNN Indonesia | Rabu, 17/07/2019 09:18 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Komentar bernada rasial kembali terlontar dari Donald Trump. Kini, "korban" sang Presiden Amerika Serikat adalah empat perempuan progresif yang menjejakkan langkah politiknya di Kongres dengan agenda penuh gertakan.

Adalah anggota Dewan Perwakilan fraksi Demokrat dari New York, Alexandria Ocasio-Cortez, llhan Omar dari Minnesota, Ayanna Pressley dari Massachusetts, dan Rashida Tlaib dari Michigan.

Lahir dari keluarga keturunan pendatang, keempat perempuan tersebut menyulut amarah Trump ketika mereka mengkritik kondisi fasilitas umum di perbatasan Negeri Paman Sam untuk menampung para imigran gelap yang ditangkap.

Trump lantas menabuh genderang perang di Twitter dengan menyindir para "anggota kongres perempuan progresif yang datang dari negara dengan pemerintahan kacau balau" itu melalui serangkaian kicauan.

"Mengapa mereka tidak kembali dan membantu memperbaiki tempat-tempat rusak dan penuh kejahatan yang merupakan tempat asal mereka, lalu kembali dan jelaskan kepada kami bagaimana cara memperbaikinya," tulis Trump.

Meski nama mereka tak disebut secara gamblang, keempat anggota Kongres tersebut langsung menyerbu Trump di Twitter.

"Pak Presiden, negara tempat saya 'berasal' dan negara tempat kami semua mengangkat sumpah, adalah Amerika Serikat," kata Alexandria Ocasio-Cortez.

"Anda marah karena Anda tidak percaya pada Amerika, di mana saya mewakili New York 14, di mana warga Minnesota memilih @IlhamMN, di mana @RashidaTlaib berjuang untuk keluarga Michigan, di mana @AyannaPressley memenangkan gadis-gadis di Boston."

Keempat perempuan itu memang dikenal sangat lantang menyuarakan keadilan dengan cara-cara yang progresif dan menginspirasi anak muda. Mereka pun kini dikenal dengan sebutan "The Squad."

Alexandria Ocasio-Cortez

Ocasio-Cortez sendiri dapat memenangi satu kursi di Kongres berkat kampanye unik dalam pemilihan umum parlemen pada 2018 lalu. Melalui media sosial, perempuan kelahiran 13 Oktober 1989 ini merekam kesehariannya dengan selipan kelakar dan janji jika ia terpilih jadi anggota dewan kelak.

Kebanyakan anak muda pun merasa sangat dekat dengan Ocasio-Cortez, terutama karena kisah hidupnya yang berangkat dari satu kawasan kumuh di New York, The Bronx, di tengah keluarga keturunan Puerto Rico.

Usai lulus dari jurusan hubungan internasional dan ekonomi Universitas Boston, Ocasio-Cortez membawa predikat cum laude-nya kembali ke Bronx.

Di sana, ia sempat merasakan kepedihan memeras peluh kala menjadi bartender dan pramusaji dengan waktu kerja 18 jam demi membantu ibunya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga dan sopir bus sekolah.

Perempuan yang akrab disapa AOC itu baru terjun ke dunia politik pada 2016, ketika masuk dalam tim kampanye salah satu bakal calon presiden dari Partai Demokrat, Bernie Sanders.

Mengikuti jejak Sanders selama berkampanye dari desa ke kota, OAC melihat betul masalah yang dihadapi warga setiap hari. Ia pun terinspirasi untuk bekerja bagi masyarakat dan memberanikan diri bertarung memperebutkan kursi anggota dewan dalam pemilu sela 2018.

Jejak dan Gertak Empat Perempuan AS Korban Kicau Rasial TrumpSebagai penantang baru, Alexandria Ocasio-Cortez dianggap sangat berani melawan rivalnya di pemilu yang rata-rata sudah berkecimpung lama dalam politik. (Reuters/Andrew Kelly)
Sebagai penantang baru, OAC dianggap sangat berani melawan rivalnya di pemilu yang rata-rata sudah berkecimpung lama dalam politik. OAC pun memutar otak agar dapat melawan kampanye para pesaingnya yang tentu sudah berkantong tebal.

"Kalian tidak dapat benar-benar mengalahkan uang besar dengan uang yang lebih banyak. Kalian harus melawannya dengan permainan yang benar-benar berbeda," kata Ocasio-Cortez kepada Vox.

Dengan agenda progresif dan cara kampanye yang segar, OAC berhasil mendepak semua lawannya hingga bisa duduk di salah satu kursi Kongres AS.

Di Kongres, OAC mencetuskan berbagai gagasan kebijakan, mulai Green New Deal Resolution untuk memerangi dampak krisis iklim global dan kemiskinan di AS, hingga program kesehatan Medicare for All.

[Gambas:Video CNN]

Membangun kekuatannya dari dukungan akar rumput, posisi Ocasio-Cortez di Kongres sangat sulit tercerabut. Kala usulan briliannya ditanggapi miring, para warganet langsung membelanya.

"Setahun lalu, dia menerima pesanan dari balik bar. Hari ini, jutaan orang mengantre di belakangnya," tulis seorang Senator dari Massachusetts, Elizabeth Warren, dalam opininya di TIME.

Kala warganet tak dapat membela OAC di tengah rapat tertutup Kongres, anggota The Squad lainnya siap membantu, termasuk Rashida Tlaib. (has)

1 dari 2

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Jejak dan Gertak Empat Perempuan AS Lawan Kicau Rasial Trump : https://ift.tt/2JzNnJT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jejak dan Gertak Empat Perempuan AS Lawan Kicau Rasial Trump"

Post a Comment

Powered by Blogger.