Juru bicara militer Filipina Kaptain Jo-Ann Petinglay mengatakan pihaknya menemukan jasad kedua warga Vietnam tersebut pada Rabu pagi (5/7) di Pulau Basilan, sebuah wilayah di selatan Filipina yang menjadi markas Abu Sayyaf.
“Ini adalah tindakan putus asa kelompok Abu Sayyaf karena mereka tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari penyanderaan yang selama ini mereka lakukan,” kata Petinglay.
Satu di antaranya berhasil dibebaskan pada Juni lalu.
Diberitakan AFP, Petinglay mengatakan, kelompok pimpinan Isnilon Hapilon itu kini masih menahan sekitar 22 orang, termasuk 16 warga asing. Tujuh di antaranya merupakan warga Indonesia.
Abu Sayyaf dikenal dengan aktivitas penyanderaan serta pembajakan kapal asing dengan tuntutan tebusan. Kelompok itu tak segan membunuh para sanderanya jika tebusan yang mereka minta tak kunjung dibayarkan.
Salah satunya yakni sandera Abu Sayyaf asal Jerman, Jurgen Kantner, 70, yang telah dieksekusi pada Februari lalu setelah tuntutan tebusan US$600 ribu mereka tak kunjung diberikan.
Eksekusi ini terjadi di tengah pertempuran militer Filipina dengan kelompok pemberontak Maute di Marawi yang masih berlangsung sejak 23 Mei lalu.
Bentrokan di Marawi telah menewaskan setidaknya 460 orang, termasuk anggota militan, militer dan warga sipil. Konflik tersebut juga menyebabkan setidaknya 400 ribu orang mengungsi keluar kota yang bermayoritaskan penduduk Muslim tersebut. (stu)
Baca Kelanjutan Abu Sayyaf Penggal Dua Sandera Asal Vietnam : http://ift.tt/2sKSXgYBagikan Berita Ini
0 Response to "Abu Sayyaf Penggal Dua Sandera Asal Vietnam"
Post a Comment