Search

Baghdadi, Pemimpin ISIS yang Menolak Mati

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin kelompok teror ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, kembali dilaporkan tewas. Kabar kematian ini sudah sempat beberapa kali muncul sehingga peristiwa kali ini masih mengundang pertanyaan.

Laporan ini berasal dari kelompok pemerhati HAM yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, beberapa hari setelah pasukan Irak merebut kembali Mosul yang sudah dikuasai ISIS sejak 2014 lalu.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Juni lalu menyatakan serangan udara pasukannya di pinggiran Raqqa, Suriah, kemungkinan turut menewaskan Baghdadi. Amerika Serikat menyatakan tidak dapat menguatkan kabar tersebut sementara pemerintah Irak dan negara-negara Barat bersikap skeptis.

Kematian Baghdadi juga beberapa kali diumumkan sebelum kejadian itu. Di saat yang sama, Syrian Observatory for Human Rights juga mempunyai catatan yang cukup kredibel dalam melaporkan kejadian-kejadian seputar konflik Suriah.

Sementara itu, sejumlah media dan akun media sosial yang terkait dengan ISIS sejauh ini masih bungkam.

Catatan Reuters, Baghdadi lahir dengan nama Ibrahim Awad al-Samarrai pada 1971 silam di Tobchi, daerah kumuh di dekat Samarra, di utara Baghdad.

Dia bergabung dengan kelompok pemberontak pada 2003 lalu, saat AS menginvasi Irak. Saat itu, ia tertangkap oleh pasukan AS dan dibebaskan setahun setelahnya karena dianggap sebagai penghasut warga sipil alih-alih ancaman militer.

Baru pada 4 Juli 2014 ia menjadi pusat perhatian dunia. Di mimbar masjid al-Nuri di Mosul, pria yang lahir dari sebuah keluarga penceramah ini mengumumkan kekhalifahan ISIS.

Ribuan orang dari seluruh dunia mendatangi Irak dan Suriah untuk menjadi pasukan negara bentukannya.

Di puncak kekuasaannya dua tahun lalu, wilayah ISIS menaungi jutaan orang dari bagian utara Suriah melalui kota-kota kecil dan desa-desa di sepanjang sungan Tigris dan Euphrates hingga ke Baghdad.

Mereka mengklaim atau menginspirasi puluhan serangan teror di kota-kota besar termasuk Paris, Nice, Orlando, Manchester, London, Berlin hingga Jakarta.

Kematian Baghdadi, pria yang mendeklarasikan kekhalifahan gadungan dari sebuah masjid di Mosul pada 2014 silam, akan kembali menjadi pukulan telak bagi para militan yang kini sudah banyak kehilangan wilayahnya ini.

Amerika Serikat menjanjikan imbalan $25 juta untuk orang yang menangkapnya. Jumlah itu samam dengan yang ditawarkan saat mereka memburu pemimpin Al-Qaidah Osama bin Laden dan penerusnya, Ayman al-Zawahri.

Di Irak, ISIS melakukan sejumlah serangan termasuk bom truk pada Juli 2016 yang menewaskan 324 orang di Baghdad. Serangan itu menjadi yang terbesar sejak era invasi AS.

"Kami punya informasi yang sudah dikonfirmasi sejumlah petinggi, termasuk salah satu perwira berkewarganegaraan Suriah di wilayah ISIS di bagian timur Deir al-Zor," kata Rami Abdulrahman, direktur Syrian Observatory for Human Rights, soal kabar kematian Baghdadi.

Namun, kabar itu hingga kini masih belum dikonfirmasi oleh pihak yang berperang. Di Irak, Kolonel Angkatan Darat AS Ryan Dillon, juru bicara koalisi anti-ISIS yang dipimpin Amerika, mengatakan dirinya belum bisa memastikan kematian Baghdadi.

Jenderal teringgi AS di Irak pun setelah itu mengatakan masih belum ada informasi yang konkret.

"Di tengah semua laporan dari seluruh sumber yang membantu kami, saya belum bisa mengonfirmasi maupun menampik soal keberadaannya, atau apakah dia masih hidup atau tidak. Untuk dicatat, saya sangat berharap dia sudah mati," kata Letnan Jenderal Stephen Townsend dalam konferensi pers.

(aal)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Baghdadi, Pemimpin ISIS yang Menolak Mati : http://ift.tt/2uiaT7O

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Baghdadi, Pemimpin ISIS yang Menolak Mati"

Post a Comment

Powered by Blogger.