Demonstran berunjuk rasa di depan kedutaan, meneriakkan "tidak untuk kedubes Israel di tanah Yordania!" dan menyerukan perang jihad membela Mohammad Jawawdah, 16, salah satu korban penembakan yang tewas dalam insiden.
Selain Jawawdah, penembakan pada Minggu (23/7) turut menewaskan Bashar Hamarneh yang juga seorang warga Yordania dan berprofesi sebagai dokter.
Kepolisian Yordania mengatakan, sebelum penembakan terjadi, Jawawdah sempat terlibat perkelahian dengan petugas keamanan saat memasuki kompleks kedubes.
Laporan polisi menyebut, petugas keamanan Israel terpaksa menembaknya karena telah melakukan penyerangan. Meski begitu, polisi tidak mengonfirmasi klaim kedubes Israel yang menyebut bahwa Jawawdah menikam petugas keamanan dengan obeng.
Sejak insiden terjadi, para staf kedubes Israel di Yordania, termasuk petugas keamanan yang terlibat dalam insiden, telah dipulangkan ke negara asalnya.
Padahal, otoritas Yordania menyatakan ingin memeriksa petugas keamanan tersebut. Namun, Israel mengatakan orang tersebut memiliki kekebalan diplomatik.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan meski Israel dilindungi kekebalan diplomatik, dia bersumpah akan membawa keadilan bagi korban dalam insiden yang dianggapnya sebagai "serangan kriminal."
"Pemerintah menegaskan bahwa orang yang melakukan kejahatan seharusnya tidak pergi keluar Yordania. Petugas keamanan kedubes Israel seharusnya kembali ke negaranya setelah aparat Yordania mendapat kesaksian terhadap kasus hukum yang sedang terjadi dan melibatkannya," kata Safadi.
Kelompok oposisi mengecam pemerintah Yordania yang dianggap menyerah begitu saja lantaran membiarkan Israel memulangkan sang petugas keamanan untuk menghindari pemeriksaan hukum.
"Ini sebuah penghinaan terhadap kedaulatan nasional. Warga terkejut dengan kematian dua orang Yordania. Alih-alih melindungi warganya sebagai kewajiban, pemerintah malah memulangkan sang pelaku tanpa diberi hukuman," tutur organisasi Ikhwanul Muslimin yang merupakan kelompok oposisi politik utama pemerintah.
Diberitakan Reuters, penembakan mematikan itu menjadi ujian bagi hubungan Israel-Yordania yang memang sudah tegang, menyusul insiden kekerasan terbaru di Masjid Al Aqsa.
Bentrokan yang melibatkan umat Muslim dan otoritas Israel ini dipicu insiden penembakan dua polisi oleh tiga orang yang diduga warga Palestina pada 14 Juli lalu.
Sejak itu, Israel dituding memperketat pengamanan kompleks masjid, bahkan membatasi umat Muslim untuk beribadah di tempat itu.
Langkah itu membuat warga Palestina marah dan melakukan boikot hingga tak jarang berakhir dengan kekerasan.
(les)
Baca Kelanjutan Pasca Insiden, Warga Yordania Desak Kedubes Israel Ditutup : http://ift.tt/2vZgi0GBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasca Insiden, Warga Yordania Desak Kedubes Israel Ditutup"
Post a Comment