Uni Eropa khawatir sanksi baru AS bisa mempengaruhi beberapa perusahaannya, terutama yang terlibat dalam sektor energi.
"Ancaman AS untuk juga menghukum perusahaan-perusahaan Eropa dengan sanksi ekstra teritorial tidak dapat diterima," kata Menteri Ekonomi Jerman Brigitte Zypries, dikutip Reuters, Rabu (2/8).
"Pemerintah AS diharapkan duduk bersama kami di meja perundingan dan bekerja memperoleh solusi yang dapat diterima untuk semua pihak," katanya.
Dia juga mengatakan langkah sepihak itu memicu eskalasi secara diplomatik, setelah Moskow memerintahkan Washington mengurangi 60 persen staf diplomatiknya di Rusia.
Jerman menyebut sanksi baru tersebut dapat menghambat proyek pipa yang penting bagi keamanan energi negara tersebut.
Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump akan menandatangani rancangan undang undang sanksi, sebagai respons terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 dan hukuman lebih lanjut untuk aneksasi Crimea dari Ukraina pada 2014 lalu.
Menanggapi sanksi baru tersebut, Presiden Vladimir Putin mendepak 755 staf diplomatik AS dari negaranya, dan menyita dua bangunan diplomatik.
Adapun AS dilaporkan masih menimbang pilihan-pilihan yang mereka miliki sebelum mengesahkan undang-undang sanksi atas Rusia.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengonfirmasi hal tersebut.
“Saat ini kami tengah menimbang semua pilihan yang kami miliki. Jika sudah ada informasi lebih lanjut, kami akan segera mengabari,” tutur Sanders.
Dia juga meyakinkan bahwa Trump akan tetap menandatangani undang-undang tersebut, tanpa menyebut tanggal pasti.
(les)
Baca Kelanjutan Jerman Desak AS Diskusi dengan Uni Eropa Terkait Sanksi Rusia : http://ift.tt/2u2x5DhBagikan Berita Ini
0 Response to "Jerman Desak AS Diskusi dengan Uni Eropa Terkait Sanksi Rusia"
Post a Comment