Tahun ini, dengan inflasi yang mencapai angka tertinggi, warga Mesir tampaknya lebih tertarik melihat-lihat ketimbang membeli kurban untuk Iduladha.
"Tahun lalu, bisnis lebih bagus. Tahun ini, tidak ada yang mau membeli karena ada kenaikan harga," kata Mohamed Masoud, salah seorang pedagang.
Nilai Pound Mesir berkurang separuhnya pada akhir tahun lalu, sementara harga bahan bakar dan barang-barang lainnya pun meroket. Termasuk di antaranya harga hewan kurban.
"Sapi yang tahun lalu hanya berkiras 15 ribu pound Mesir, sekarang bisa mencapai 30 ribu pound," ucap Masoud.
Iduladha adalah salah satu hari suci bagi umat muslim yang biasanya diakhiri dengan pemotongan hewan kurban.
Di banyak negara berkembang, daging memang menjadi kemewahan, tapi harga kurban tahun ini membuat penduduk Mesir yang pada 2016 menyerahkan kurban berhenti melakukannya.
Pada Juli, menurut data resmi pemerintah, inflasi tahunan mencapai 34,2 persen.
|
"Kalaupun penduduk Mesir ingin membeli daging, satu kilogramnya bisa mencapai 130 pound Mesir (sekitar Rp98 ribu)," ujar Nasser Abou Kila, yang sampai pergi ke provinsi berbeda dari tempat tinggalnya untuk mencari harga hewan kurban yang lebih murah.
Pengaruhnya Terasa oleh Konsumen
Para pedagang hewan kurban menyatakan tahun ini memang bukan keberuntungan mereka. Bukan hanya didera inflasi, mereka pun menghadapi masalah penyakit kuku dan mulut pada hewan yang membuat harga semakin melambung.
Para pedagang yang membeli daging di pasar besar, seperti halnya Ashmun, juga harus memperhitungkan kenaikan biaya transportasi.
"Tahun lalu, biaya mengangkut hewan ternak ke Kairo mencapai 100 hingga 150 pound Mesir, sementara tahun ini menjadi 400," ujar salah seorang tukang jagal, Said Masoud.
"Ini tidak bisa dibandingkan dengan Iduladha tahun lalu," kata seorang tukang jagal lain yang memperkenalkan namanya sebagai Hassan.
Harga sapi dan kambing adalah salah satu yang terpengaruh oleh inflasi di Mesir. |
Para konsumen mengatakan mereka terpengaruh kenaikan harga itu.
"Untuk membeli dua kilogram daging untuk dua hari, Anda harus membayar 300 pounds, dan itu hanya untuk dagingnya," kata Naglaa Rajab, seorang ibu rumah tangga yang berusia 30-an.
Sebelum Iduladha, Menteri Pertanian Mesir sempat menyatakan akan menawarkan 50 ribu ternak di bawah harga pasaran, dengan diskon mencapai 5-10 pounds Mesir per-kilogram.
"Kami ingin setiap penduduk tetap bisa menunaikan kewajibannya berkurban," kata juru bicara kementerian Hmed Abdel Dayem.
Namun, pada negara yang 28 persen dari total 93 penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan, dan inflasi menyerang kelas menengah, jumlah orang yang berkurban akan semakin sedikit.
"Mereka yang berkurban sapi tahun lalu, akan berkurban kambing tahun ini," kata Rajab.
"Dan siapapun yang berkurban kambing tahun lalu, tidak akan mampu berkurban apapun tahun ini." </span> (vws)
Baca Kelanjutan Di Mesir, Berkurban Menjadi Kemewahan : http://ift.tt/2vxfu7vBagikan Berita Ini
0 Response to "Di Mesir, Berkurban Menjadi Kemewahan"
Post a Comment