Menlu Retno Temui PBB Bahas Rohingya

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengapresiasi sekaligus meminta Indonesia untuk melanjutkan perannya dalam membantu penyelesaian krisis kemanusian di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Apresiasi tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal PBB dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudirini guna membahas situasi keamanan di negara bagian Rakhine, Myanmar pada Jumat malam (1/9). Dalam pembicaraan yang berlangsung selama 16 menit tersebut, keduanya menyampaikan keprihatinan atas kondisi yang terjadi di negara tersebut.

Retno juga menyampaikan seruan Indonesia agar semua kekerasan yang terjadi di negara tersebut dihentikan. "Proteksi harus diberikan kepada semua umat," ujar Retno dalam keterangan resmi, Sabtu (2/9).

Retno juga mendukung laporan Kofi Annan dan berharap agar rekomendasi Annan dapat diimplementasikan.

Sementara itu, Juru Bicara Sekjen PBB Stephen Dujarric secara terpisah dalam keterangan resmi PBB, juga mendukung laporan Kofi Annan dan mendesak pemerintah Myanmar untuk menerapkannya secara efektif.

Stephen kembali menekankan pentingnya menangani akar penyebab kekerasan dan tanggung jawab pemerintah Myanmar untuk memberikan keamanan dan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Dia juga meminta agar Bangladesh terus mengizinkan warga Rohingya untuk melarikan diri dari kekerasan dan mencari kemananan ke negara tersebut. Banyak dari mereka yang melarikan diri adalah wanita dan anak-anak, beberapa di antaranya terluka.

Dia juga meminta agar badan-badan kemanusiaan diberi akses tak terbatas dan bebas ke masyarakat yang membutuhkan bantuan dan perlindungan. PBB menurut dia, juga siap memberikan dukungan yang diperlukan baik pada Myanmar maupun Bangladesh terkait hal tersebut.

Setidaknya 400 orang telah tewas dalam peperangan di utara Myanmar setelah militan Rohingya menyerang pos polisi dan barak tentara minggu lalu. Hal ini memicu tindakan balasan dari pihak militer.

Let's block ads! (Why?)