Search

Putra Mahkota Saudi Janjikan Islam Lebih Moderat

Jakarta, CNN Indonesia -- Saat negara mengalami halangan awal dalam transformasi budaya dan ekonomi, putra mahkota Arab Saudi berjanji akan menghancurkan "ideologi ekstremis" untuk mengembalikan "Islam yang lebih moderat."

Berbicara di konferensi Future Investment Initiative di Riyadh, Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan langkah itu akan menempatkan kerajaan setara dengan banyak negara-negara lain sementara berupaya mentransformasikan perekonomiannya untuk beberapa dekade ke depan.

"Kami ingin menjalani kehidupan normal, kehidupan di mana agama dan tradisi kami diartikan sebagai toleransi, sehingga kami hidup bersama dunia dan menjadi bagian dari perkembangan dunia," kata Mohammed, Rabu (25/10).

Langkah itu tentu akan menggusarkan ulama ultrakonservatif yang terus terombang-ambing di kerajaan, meski goncangan yang mereka alami tampaknya mulai memudar. Di saat yang sama, deklarasi pangeran akan diwariskan oleh populasi Arab Saudi yang semakin didominasi pemuda dan oleh dunia luar.

"Sebanyak 70 persen populasi Saudi berusia di bawah 30. Sejujurnya, kami tidak akan menghabiskan waktu 30 tahun untuk berurusan dengan ideologi ekstremis. Kami akan menghancurkannya hari ini dan sesegera mungkin," kata Mohammed sebagaimana dikutip CNN.

"Saudi tidak seperti ini sebelum 1979. Arab Saudi dan seluruh kawasan mengalami kebangkitan setelah 1979. ... Semua yang kita lakukan adalah kembali ke jati diri kita: Islam moderat yang terbuka pada semua agama dan kepada dunia dan semua tradisi dan semua orang."

Pengunjung konferensi bertepuk tangan.

Rujukan Mohammed pada 1979 jelas mengarah pada tahun-tahun bergejolak untuk Arab Saudi di mana militan Syiah menggulingkan Syekh Iran dan fundamentalis Sunni menguasai Masjidil Haram di Mekkah. Di tahun yang sama, minoritas Syiah di Saudi merencanakan revolusi mematikan di provinsi al-Hasa.

Monarki Saudi merespons dengan menopang hubungan dengan gerakan Wahhabi dan mengembalikan banyak sikap garis kerasnya. Sebagai contoh, kerajaan menutup bioskop-bioskop yang ada di negara tersebut.

Wahhabisme melarang laki-laki dan perempuan bercampur di tempat publik dan banyak menerapkan larangan pada perempuan. Di antaranya adalah kewajiban bagi perempuan untuk mengantongi izin laki-laki untuk bekerja atau bepergian. Polisi agama Arab Saudi mendapatkan wewenang besar untuk menegakkan larangan itu.

Wahhabisme berlaku luas di kehidupan Saudi, memengaruhi pengadilan, politik dan kebijakan luar negeri, sementara raja-raja tua yang berhubungan erat dengan gerakan keagamaan itu berkuasa untuk beberapa dekade setelahnya.

Pada 2015, Raja Salman bin Abdulaziz naik tahta dan bersama Mohammed memulai era baru politik Saudi. Sang Raja mempromosikan Mohammed sebagai putra mahkota pada Juni.

Keduanya membatasi wewenang polisi keagamaan, menghapus kekuasaannya untuk menangkap warga. Mereka juga memperbolehkan konser musik untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, menindak tegas penghasutan religius dan memberikan perempuan sejumlah hak seperti izin untuk mengemudi.

"Beberapa langkah jelas sudah diambil belakangan ini dan saya yakini kami bisa menghapuskan sisa-sisa ekstremisme sesegera mungkin," kata Mohammed. "Sata rasa ini bukan tantangan. Ini merefleksikan nilai-nilai pemaafan, kebenaran dan moderasi. Kebenaran berada di sisi kita."

(aal)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Putra Mahkota Saudi Janjikan Islam Lebih Moderat : http://ift.tt/2zCeiNs

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Putra Mahkota Saudi Janjikan Islam Lebih Moderat"

Post a Comment

Powered by Blogger.