Search

Menlu RI akan Resmikan Pembangunan RS Bantuan WNI di Rakhine

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan meletakkan batu pertama pembangunan rumah sakit di negara bagian Rakhine, Myanmar, Minggu (19/11). Pembangunan rumah sakit itu merupakan salah satu bentuk bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia untuk Rakhine, wilayah dengan mayoritas penduduk etnis muslim Rohingya.

“Pada 19 November Menlu Retno akan ke Myanmar, persisnya Rakhine, untuk meresmikan proses pembangunan rumah sakit dengan meletakkan batu pertama,” tutur juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir dalam jumpa pers di kantornya, Jumat (17/11).

Arrmanatha memaparkan pembangunan rumah sakit tersebut merupakan salah satu bentuk bantuan kemanusiaan yang diberikan masyarakat Indonesia dalam penyelesaian krisis kemanusiaan yan terus bergejolak sejak akhir Agustus lalu itu. Rencananya, rumah sakit seluas 8.000 meter persegi akan dibangun di atas tanah seluas 12.000 meter persegi.

Dia menuturkan pembangunan rumah sakit ini menghabiskan setidaknya US$1,8 juta yang didapat dari bantuan pemerintah, masyarakat, kelompok agama, dan pihak swasta Indonesia.

“Proses pembangunan rumah sakit ini sudah berjalan dalam beberapa bulan terakhir ya seperti izin dan sebagianya. Targetnya rumah sakit ini akan selesai April tahun depan,” tutur Arrmanatha.

Ini merupakan kunjungan kedua Retno ke Myanmar sejak konflik kemanusiaan kembali memburuk di Rakhine pasca bentrokan antara kelompok bersenjata dan militer pada 25 Agustus lalu. Sejak itu, kekerasan dilaporkan terjadi secara membabi-buta di Rakhine hingga menewaskan 1.000 orang, terutama etnis Rohingya.

Krisis itu pun memicu eksodus ratusan ribu Rohingya ke perbatasan, khususnya ke Bangladesh.

Retno menjadi petinggi negara sahabat pertama yang diterima pemerintah Myanmar secara terbuka untuk membantu penyelesaian krisis di negara itu. Indonesia juga telah beberapa kali mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Rohingya yang terdampar di Bangladesh, maupun warga lainnya di Rakhine yang terdampak krisis.

Meski begitu, Arrmanatha mengatakan sampai sejauh ini belum ada konfirmasi mengenai pertemuan bilateral Retno dan Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar, dalam kunjungan tersebut.

"Karena kunjungan ke Myanmar ini padat ya, jadi sampai saat ini belum ada agenda tersebut," kata Arrmanatha.

Retno juga akan menghadiri pertemuan tingkat menteri negara Asia dan Eropa atau Asia-Europe Meeting (ASEM) yang akan berlangsung di Ibukota Myanmar, Nay Pyi Daw pada 20-21 November.

Dari 51 negara mitra yang terdiri dari 21 negara Asia dan 30 negara Eropa, hingga saat ini ada 15 menteri luar negeri yang telah memastikan diri akan hadir dalam pertemuan tersebut.

Meski isu Rohingya tidak masuk dalam agenda utama pertemuan itu, Arrmanatha tak menutup kemungkinan jika para menteri akan membahas masalh tersebut.

“Sejauh ini, krisis di Rakhine tidak masuk dalam agenda utama, tapi bisa saja sata pertemuan berlangsung ada beberapa negara yang mengangkat isu inid an ingin membahasnya, itu bisa saja terjadi,” ujar Arrmanatha.

Pertemuan ASEM sendiri dikabarkan akan terfokus pada penguatan kerja sama ekonomi dan konektivitas antara negara-negara di kedua benua.

Beberapa hal yang ingin diangkat Indonesia dalam pertemuan itu antara lain penguatan konektivitas ekonomi antar-kawasan, kerja sama maritim, dan mempromosikan penguatan interaksi yang lebih luas lagi antara sesama entreuprener di negara ASEM.

“Isu politik keamanan juga akan diangkat dalam pertemuan ini, namun fokus ASEM tetap pada penguatan konektivitas kerja sama ekonomi. ASEM sangat penting karena menjadi satu-satunya mekanisme yang dapat memperkuat hubungan negara dan mempertemukan para pemimpin negara di kedua kawasan,” kata Hendra Halim, perwakilan dari Direktorat Jenderal Kerja Sama Amerika-Eropa, Kemlu RI. (nat)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Menlu RI akan Resmikan Pembangunan RS Bantuan WNI di Rakhine : http://ift.tt/2zQ8nG1

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Menlu RI akan Resmikan Pembangunan RS Bantuan WNI di Rakhine"

Post a Comment

Powered by Blogger.