Selain mendukung rekonstruksi infrastruktur, Retno menuturkan Indonesia siap membantu memulihkan dan merehabilitasi sejumlah sektor lainnya terutama penguatan pendidikan deradikalisasi demi mengantisipasi terulangnya kembali kekerasan ekstremisme dan radikalisme di wilayah itu.
“Selain rekonstruksi infrastruktur, salah satu fokus dukungan Indonesia adalah terkait sektor pendidikan dan deradikalisasi. RI sampaikan kesiapan membantu pengembangan kurikulum pendidikan agama, pengiriman ulama, untuk menyebarkan nilai Islam sebagai rahmatan lil alamin melalui madrasah, serta menyediakan lebih banyak beasiswa untuk para pelajar dan mahasiswa asal Marawi,” kata Retno melalui rilis kementeriannya pada Senin (13/11).
Marawi sempat dikuasai pemberontak Maute yang berbaiat kepada ISIS sekitar akhir Mei lalu, hingga memicu Presiden Rodrigo Duterte mendeklarasikan darurat militer di wilayah itu. Sejumlah pihak pun merasa khawatir bahwa Marawi bisa menjadi basis baru kelompok teroris itu di kawasan seiring dengan kemunduran kekhalifahan pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, di Timur Tengah.
Retno menuturkan bebasnya Marawi dari cengkraman ISIS merupakan awal perjalanan mewujudkan pembangunan dan perdamaian yang berkelanjutan di kota berpenduduk mayoritas Muslim tersebut. Mantan duta besar RI di Belanda itu merasa optimistis bahwa rekonstruksi, rehabilitasi, dan re-integrasi kota Marawi bisa sukses tercapai dengan penguatan kerja sama antara Jakarta, Kuala Lumpur, dan Manila.
“Rekonstruksi dan rehabilitasi adalah tugas yang sangat berat. Namun dengan dukungan dan kerja sama, termasuk melalui Trilateral, maka tugas ini akan bias diselesaikan,” kata dia menambahkan.
Selain pengiriman ulama, Retno mengatakan Indonesia siap membantu memperkuat pembangunan kapasitas kota Marawi, terutama dalam hal sumber daya manusia di kota tersebut. Dia menuturkan RI siap memberikan pelatihan bagi para aparat penegak hukum di Marawi melalui Jakarta Centre for Law Enfocement Cooperation (JCLEC).
Retno juga menuturkan Indonesia telah berinisiatif menyampaikan usulan Rencana Aksi dan Peta Jalan yang memuat aktivitas jangka pendek hingga panjang kerja sama ketiga negara agar bisa dilaksanakan secara maksimal. Sejak awal perjanjian trilateral terbentuk, ketiga negara terfokus pada peningkatan efektivitas penanganan kejahatan terorganisir lintas negara, terutama terorisme, khususnya di Laut Sulu dan Sulawesi.
Retno mengikuti rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (KTT ASEAN) yang digelar di Manila, Filipina pada 10-14 November 2017. Menlu RI itu juga mendampingi Presiden Joko Widodo yang menghadiri rangkaian KTT ASEAN dan KTT Asia Timur. (nat)
Baca Kelanjutan RI Siap Kirim Ulama ke Marawi Bantu Deradikalisasi Pasca ISIS : http://ift.tt/2jkDXHHBagikan Berita Ini
0 Response to "RI Siap Kirim Ulama ke Marawi Bantu Deradikalisasi Pasca ISIS"
Post a Comment