Presiden Robert Mugabe, mandan gerilyawan Zimbabwe, kini berkumpul dengan keluarganya di kompleks perumahan nya yang mewah di Harare. Di kediaman yang dikenal sebagai “Istana Biru” itu, Mugabe menjalani tahanan rumah.
Awalnya dia tidak mau tidak mau mengundurkan diri secara sukarela, menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan bakal digelar tahun depan. “Ini seperti sebuah jalan buntu. Mereka bersikeras bahwa presiden harus menuntaskan masa jabatannya,” kata sumber Reuters, Kamis (16/11).
Militer mengambil alih semuanya dalam 36 jam. Keamanan, intelijen dan jejaring yang memgukuhkan kekuasaan Mugabe selama 37 tahun terakhir dan membuatnya menjadi “Grand Old Man” dalam politik Afrika.
Akhirnya Fidelis Mukonori, seorang pastor, disodorkan militer untuk menengahi Mugabe dan para jenderal, yang mengambil alih kekuasaan dalam sebuah operasi yang membidik ‘para penjahat’ di sekitar Mugabe.
Militer tampaknya ingin agar Robert Mugabe, yang telah memimpin Zimbabwe sejak merdeka pada 1980, untuk mundur secara elegan, memungkinkan transisi yang mulus kepada mantan wakil presiden Emmerson Mnangagwa.
Mugabe, yang masih dianggap sebagai pahlawan kemerdekaan oleh rakyat Afrika, dinilai Barat sebagai diktator yang menyebabkan negara yang terkaya di Afrika itu terpuruk dalam kemiskinan. Mugabe dipandang menggunakan segala cara termasuk kekerasan untuk mempertahankan kekuasaan.
Pejuang, baik secara harfiah maupun simbolis, selama karir politiknya berhasil lolos dalam beberapa upaya percobaan pembunuhan, Mugabe tampaknya telah mencapai penghujung kekuasaan. Militer telah berpaling, dan polisi yang selama ini menjadi basis pendukungnya tak menunjukkan perlawanan. Dukungan dalam partainya pun runtuh. Di jalanan ibukota, Robert Mugabe tak lagi dicintai.
Laporan intelijen menunjukkan bahwa skenario lengsernya Mugabe dari ‘tahta’ Kepresidenan Zimbabwe, telah disusun selama lebih dari setahun.
Mnangagwa, yang dipecat dari jabatan wakil presiden awal bulan ini adalah mantan kepala keamanan dan orang kepercayaan Mugabe selama ini. Berjuluk “Sang Buaya”, Mnangagwa adalah pemain utama. Dia telah lama digadang-gadang menjadi Presiden Zimbabwe oleh partai Mugabe, Zimbabwe African National Union – Patriotic Front (ZANU-PF).
Meski rakyat masih mengagumi Mugabe sebagai pahlawan, namun mereka membenci istrinya, Grace, 52 tahun. Mantan tukang ketik pemerintah itu mulai berselingkuh Presiden pada awal 1990an, saat istri pertama Mugabe, Sally sekarat akibat gagal ginjal.
Namanya kerap diplesetkan sebagai “DisGrace” atau aib. Julukan “Gucci Grace” juga disandang si Ibu Negara karena kegemarannya berbelanja. Karier politiknya di partai Mugabe, ZANU-PF melesat bak meteor selama dua tahun terakhir. Puncaknya adalah pemecatan Mnangagwa. Grace pun naik menggantikannya sebagai Wakil Presiden Zimbabwe.
Rakyat Zimbabwe, termasuk kubu Mnangagwa dan militer, menafsirkan langkah Grace sebagai upaya membuka jalan baginya untuk menggantikan Presiden Mugabe. (nat)
Baca Kelanjutan Robert Mugabe Mundur sebagai Presiden Zimbabwe : http://ift.tt/2AL30agBagikan Berita Ini
0 Response to "Robert Mugabe Mundur sebagai Presiden Zimbabwe"
Post a Comment