Search

Duterte Remehkan Fasilitas Militer China di LCS

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencoba menepis ketakutan terkait pembangunan pangkalan militer China di pulau buatan di Laut China Selatan. Dia mengatakan fasilitas itu dibuat untuk mempertahankan diri dari Amerika, bukan menguasai negara tetangga.

Duterte juga menyalahkan pemerintahan pendahulunya karena tidak membangun pertahanan di kepulauan Spratly ketika Beijing baru mulai membuat pulau dan mengubahnya jadi pangkalan militer.

"Kita tidak melakukan apa-apa," kata Duterte di hadapan pengusaha China-Filipina, sebagaimana dikutip Reuters Selasa (20/2).

"Fasilitas itu bukan untuk kita. Kekuatan ideologis dunia atau geopolitiknya sudah berubah banyak. Itu dibuat untuk mereka yang dianggap akan menghancurkan China, dan itu adalah Amerika."

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, perairan strategis yang dilalui barang dagangan senilai $3 triliun setiap tahunnya. Brunei, Malysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim sebagian perairan tersebut.

Amerika Serikat berulang kali mengkritik pembangunan fasilitas militer China di pulau-pulau buatan itu dan menyatakan khawatir lokasi itu bisa digunakan untuk membatasi pergerakan bebas di jalur perdagangan.

China dan Filipina telah lama berseteru soal Laut China Selatan, tapi hubungan kedua negara membaik di bawah kepemimpinan Duterte. Dia mencoba merangkul Beijing untuk mendapatkan bisnis dan investasi.

Pada 2014, Beijing mulai memperluas tujuh fitur yang diduduki di Spratly, mereklamasi dan membangun pulau buatan yang kini jadi pangkalan militer lengkap dengan landasan udara, pelabuhan dan situs rudal.

(aal)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Duterte Remehkan Fasilitas Militer China di LCS : http://ift.tt/2Gu5MDI

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Duterte Remehkan Fasilitas Militer China di LCS"

Post a Comment

Powered by Blogger.