Search

Trump Ingin Hadiri Pembukaan Kedutaan AS di Yerusalem Mei

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan keinginan untuk membuka Kedutaan Besar AS yang baru di Yerusalem. Seloroh itu disampaikan Trump saat menerima Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Washington, Senin (5/3)

Kedua pemimpin yang kini sama-sama menghadapi penyelidikan hukum di negara masing-masing, menepis masalah di dalam negerinya dan memperlihatkan keakraban dalam isu yang paling dikecam di seluruh dunia itu, yakni pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Netanyahu, yang sedang diperiksa terkait skandal suap di negerinya duduk di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Senin (5/3). Di hadapannya, Trump, yang kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 tengah diselidiki secara khusus. Netanyahu memuji keputusan Trump yang 'berani' untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota Yerusalem, memutarbalikkan seluruh kebijakan luar negeri AS selama ini.

Pemimpin Israel dari kalangan garis keras sayap kanan, Partai Likud Yisrael tersebut memuji-muji Trump. Dia menyamakannya dengan Raja Persia Kuno Sirus Yang Agung, yang membebaskan orang-orang Yahudi dari tawanan di Babel.

Netanyahu juga menyebut Trump sama seperti Lord Balfour, yang seabad lalu membuka jalan bagi bangsa Yahudi untuk tinggal di Tanah Palestina. Trump juga disebut-sebut Netanyahu seperti Presiden AS Harry Truman, yang mengakui negara Yahudi itu.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas persahabatan Anda yang luar biasa," kata Netanyahu.

Seusai banjir pujian dari Netanyahu tersebut, Trump menanggapi dengan menyatakan bahwa dia mempertimbangkan untuk membuka kedutaan AS yang kontroversial tersebut pada Mei, tepat di hari ulang tahun Israel yang ke-70.

"Kami mempertimbangkan untuk datang. Jika saya bisa," kata Trump. "Mungkin, saya akan membicarakan hal-hal tersebut dan hal lainnya."

Presiden AS berusia 71 tahun tersebut menyatakan bahwa Israel sangat spesial baginya. "Negeri yang spesial, orang-orang yang spesial, dan saya menantikan untuk berada di sana, dan saya bangga dengan keputusan itu," kata Trump.

Perjalanan itu akan menjadi 'pewangi' dalam politik Trump dan Netanyahu, yang berusaha menarik perhatian para pendukungnya di dalam negeri untuk melihat betapa baiknya hubungan AS-Israel secara strategis bahkan keagamaan.

Sebaliknya, perjalanan itu mernjadi tantangan utama secara diplomatik dan keamanan. Salah satu risikonya adalah menyebabkan kemarahan sekutu-sekutu AS di negara-negara Arab. Klaim AS sebagai perantara independen untuk perdamaian Timur Tengah juga kian buyar.

Israel telah lama mengklaim Yerusalem sebagai ibu kotanya. Sedangkan Palestina mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota jika merdeka dari Israel. Kesepakatan internasional meyakini bahwa status Yerusalem harus ditentukan lewat dialog perdamaian Israel-Palestina. Adapun perdamaian kedua pihak sangat krusial bagi perdamaian Timur Tengah secara keseluruhan.

Kota YerusalemFoto: REUTERS/Ronen Zvulun
Kota Yerusalem

Keputusan Amerika Serikat untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah menuai kecaman dari 128 negara anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Meski begitu, AS bergeming. Selain mengancam untuk mengurangi bantuan ke negara-negara pengecamnya, AS juga telah mengurangi bantuan bagi badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina.

Kehangatan Trump dan Netanyahu, tampak menepis masalah domestik yang dialami masing-masing pemimpin di dalam negeri.

Beberapa jam sebelum pertemuan kedua kepala negara, mantan ajudan Netanyahu bersiap menjadi saksi negara dalam kasus korupsi yang membelit perdana menteri Israel itu.

Pemimpin Israel itu meniru taktik Trump menyebut tuduhan korupsi terhadapnya sebagai 'berita palsu'. Istilah serupa dilontarkan Trump untuk menampik tudingan kolusi tim sukses kampanyanya dengan Rusia selama pemilihan presiden AS 2016.

Beberapa pembantu kampanye Trump sudah menghadapi dakwaan atau mengaku bersalah telah berbohong kepada penyidik FBI. "Menurut saya, mereka adalah mitra dalam ideologi. Ideologi tersebut adalah populisme, konservatif, yang menyatakan elit liberal sedang melawan mereka," kata Gayil Talshir, pakar politik Universitas Hebrew, Yerusalem.

Dalam lawatannya ke Amerika Serikat, Netanyahu diperkirakan bakal fokus pada isu Iran, musuh utama Israel. Netanyahu meyakini Iran ingin menempatkan militer permanen di Suriah. Perdana Menteri Israel itu juga diperkirakan berusaha membatalkan kesepakatan nuklir negara-negara besar dengan Iran.

[Gambas:Video CNN]

(nat)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Trump Ingin Hadiri Pembukaan Kedutaan AS di Yerusalem Mei : http://ift.tt/2H85rqE

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Trump Ingin Hadiri Pembukaan Kedutaan AS di Yerusalem Mei"

Post a Comment

Powered by Blogger.