
Menteri Pariwisata Kenya Najib Balala mengatakan dari hasi penyelidikan sebagian besar badak mati karena telah meminum air dengan konsentrasi garam yang tinggi di habitat barunya. Akibatnya mereka menderita dehidrasi dan penyakit di bagian pernapasan serta kulit.
Dari habitat tersebut, seekor badak ditemukan selamat, namun dalam keadaan terluka karena diserang singa.
Sebelum dipindahkan, tim telah mengecek standar hidup di Taman Nasional Tsavo East, tapi hasilnya kurang dipertimbangkan. Belasan Badak Hitam itu lalu terlanjur dipindahkan.
Selain kelalaian awal, Balala juga menuding para petugas tidak berkomunikasi dan berkoordinasi dengan baik. Saat ini beberapa petugas telah dipecat dan dipindahtugaskan.
CEO World Wildlife Fund Kenya, Mohamed Awer, mengatakan Badak Hitam ini perlu dipindahkan karena kehidupan mereka terancam oleh pemburu liar.
Ia pun memperkirakan di habitat yang baru, kawanan badak hitam diperkirakan bakal hidup tenang dan beranakpinak.
Untuk diketahui, populasi Badak Hitam terus menurun karena diburu untuk diambil culanya. Di pasar gelap, harga cula badak lebih tinggi dibanding narkoba. Pasalnya, cula badak dianggap sebagai bahan obat mujarab, meski belum terbukti khasiatnya.
Badak Hitam Barat sudah dinyatakan punah pada tujuh tahun lalu akibat perburuan liar.
Baru beberapa bulan yang lalu Badak Putih Utara yang terakhir di dunia telah mati dan membuat subspesies ini di ambang kepunahan.
(ard)
ARTIKEL TERKAIT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "10 dari 11 Badak Hitam Langka Tewas di 'Kandang' Baru"
Post a Comment