Sawers mengatakan teori bahwa perlakuan kasar dalam militer Arab Saudi bertanggung jawab merupakan sebuah fiksi belaka.
Komentar Sawers ini muncul menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa dugaan Khashoggi tewas dan konsekuensinya bagi Arab Saudi akan 'berat' jika para pemimpinnya ditemukan menjadi dalang di balik pembunuhan yang dituduhkan kepadanya.
"Saya pikir Presiden Trump dan tim kementeriannya sadar betapa berbahayanya jika orang bertindak dengan perasaan bahwa mereka memiliki kekebalan dalam hubungan mereka dengan Amerika Serikat," kata Sawers.
"Jika terbukti, dan tampaknya sangat mungkin terjadi, bahwa [Pangeran Muhammad] memerintahkan pembunuhan jurnalis, itu adalah langkah yang terlalu jauh; yang harus ditanggung oleh Inggris, UE dan AS."
Sawers menggarisbawahi bahwa teori 'rogue elements' tentang kematian jurnalis ini tidak masuk akal dan itu semakin meremehkan rasa hormat terhadap Amerika ketika negara itu membuat fiksi secara terang-terangan.
"Rincian yang keluar dari sumber keamanan Turki sangat jelas bahwa beberapa bentuk rekaman harus ada," katanya, memuji pekerjaan dinas intelijen Turki dalam kasus tersebut.
Dia pun menambahkan bahwa, "Rincian ini akan sangat memberatkan tim pembunuh dan [identitas mereka yang dilaporkan] akan menunjukkan seberapa dekat mereka dengan putra mahkota."
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan akan ada 'konsekuensi' yang akan mempengaruhi hubungan Inggris-Saudi jika Khashoggi dibunuh dengan cara brutal di konsulat Saudi di Istanbul.
Hunt mengatakan, dugaan pembunuhan Khashoggi "benar-benar tidak dapat diterima" bagi Inggris.
Namun, ia juga mengisyaratkan bahwa tanggapan Inggris akan "dipertimbangkan" terhadap sekutu dalam perang melawan terorisme dan dengan mana ia memiliki kontrak senjata multi-miliar poundsterling.
"Mari kita perjelas: jika cerita yang kami baca benar, dan jika kau bertanya kepada saya apakah itu akan memiliki konsekuensi bagi hubungan dengan Arab Saudi, maka, ya, tentu saja itu karena apa yang diduga telah terjadi adalah benar-benar tidak konsisten dengan nilai-nilai kami, bukan hanya kebrutalannya, jika itu terjadi, tetapi juga fakta bahwa dia adalah seorang jurnalis," kata Hunt, berbicara kepada media Inggris.
"Sebagian dari reaksi kami akan bergantung pada reaksi Saudi, dan apakah kami merasa bahwa mereka menganggapnya seserius seperti yang kami lakukan. Tapi ini masalah yang sangat, sangat serius."
Hunt turut menyatakan bahwa hubungan antara Inggris dengan Saudi adalah hubungan strategis juga.
"Tanggapan kami akan dipertimbangkan. Pada akhirnya, jika kisah-kisah ini benar, kami harus benar-benar jelas; itu tidak akan sejalan dengan nilai-nilai kami," tambahnya.
Berdasarkan keterangan polisi Turki, mengutip Anadolu, pada hari yang sama dengan hilangnya Khashoggi, 15 warga Arab Saudi lainnya, termasuk beberapa pejabat, tiba di Istanbul dengan dua pesawat dan mengunjungi konsulat ketika dia masih berada di dalam.
Semua individu yang diidentifikasi telah meninggalkan Turki.
Baru-baru ini, pemerintah Arab Saudi menyatakan bahwa wartawan Jamal Khashoggi telah meninggal dunia di dalam kantor konsulat di Istanbul, Turki.
Pihak kerajaan Arab Saudi juga menyatakan telah memecat dua pejabat senior yakni Saud al-Qahtani dan Ahmed Asiri yang diketahui terlibat dalam peristiwa tersebut. Pengakuan ini muncul setelah beragam penyangkalan dari pihak pemerintah Saudi terkait hilangnya Khashoggi selama dua pekan terakhir.
Jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan sebelum meninggal dunia, Khashoggi terlibat dalam perkelaian dengan sejumlah orang yang ditemuinya di kantor konsulat. Pemerintah Saudi memastikan pihaknya tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus ini.
"Investigasi masih berlangsung dan 18 orang saat ini telah diamankan," ungkap pernyataan resmi seperti dilaporkan Reuters. (agn/rea)
Baca Kelanjutan Nama Pangeran Arab Saudi Disebut di Balik Kematian Khashoggi : https://ift.tt/2CqLoolBagikan Berita Ini
0 Response to "Nama Pangeran Arab Saudi Disebut di Balik Kematian Khashoggi"
Post a Comment