Seorang saksi mengaku melihat ketika pertama kali pria kulit putih itu akan memasuki Masjid Al Noor. Pria itu mengenakan helm dan rompi antipeluru layaknya personel militer.
Menurut saksi tersebut, pria itu menyeruak masuk masjid saat jamaah sedang bersujud.
"Dia bawa senjata besar. Dia datang dan mulai menembaki siapapun yang di masjid, di manapun," ujar Ahmad Al-Mahmoud, salah satu saksi jamaah di Masjid Al Noor.
Pria yang enggan disebutkan namanya ini selamat dari insiden penembakan. Namun, ia mengaku sangat sedih mengetahui salah seorang jamaah masjid tewas ditembak tepat di jantungnya.
"Saya duduk dekat tembok, berniat keluar dan seorang pria bilang ke saya 'Tidak, tidak (jangan keluar)'. Saat saya menghampiri dia lagi, dia ditembak. Itu kejadian paling menyedihkan buat saya," katanya.
"Saya mendengar tembakan yang cepat, lalu sekitar 10 detik, mulai lagi. Itu pasti (senjata) otomatis, tak ada seorang pun yang bisa menarik pelatuk secepat itu," katanya seperti dikutip AFP.
"Lalu orang-orang mulai berlari keluar. Sebagian berlumur darah."
Pada media stuff.co.nz, seorang saksi menceritakan kepiluan melihat istrinya sendiri tewas di jalan keluar masjid saat mereka berusaha kabur.
"Mayat di mana-mana," katanya.
Selain di Masjid Al Noor, penembakan juga terjadi di masjid lain di Linwood, kawasan yang masih berada di wilayah Christchurch.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan bahwa 40 orang tewas dalam dua penembakan tersebut. Ia pun menyebut penembakan ini sebagai aksi terorisme.
"Ini adalah salah satu hari paling kelam bagi Selandia Baru," kata Ardern. (els/has)
Baca Kelanjutan Kisah Menegangkan Saksi Penembakan Masjid Selandia Baru : https://ift.tt/2O6G6BWBagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Menegangkan Saksi Penembakan Masjid Selandia Baru"
Post a Comment