
Seperti dilansir The Guardian, Kamis (28/3), delapan persyaratan Brexit yang dibahas di parlemen sama sekali tidak ada yang disetujui. Yang nyaris disepakati hanya soal upaya negosiasi secara permanen dan menyeluruh antara bea cukai Inggris dan Uni Eropa.
Menteri Urusan Brexit, Stephen Barclay, menyatakan hasil pembahasan opsi Brexit oleh parlemen Inggris memperlihatkan sebenarnya usulan yang sudah diajukan Perdana Menteri Theresa May sudah paling tepat dan merupakan yang terbaik.
"Ini menunjukkan tidak ada pilihan dan jalan yang mudah di sana," kata Barclay.
Parlemen sebenarnya mengajukan 15 persyaratan Brexit, tetapi Ketua Parlemen John Bercow memangkasnya hanya menjadi delapan usulan.
Usul soal Brexit yakni mempertahankan Inggris sebagai anggota Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (Efta) Kawasan Ekonomi Eropa (EEA) juga hanya didukung 188 anggota parlemen, dan 283 menolak.
May lantas menawarkan pengunduran diri dengan harapan parlemen Inggris menyepakati poin-poin perjanjian yang ditawarkan dalam negosiasi Brexit. Sebab, waktu untuk memutuskan soal Brexit semakin sempit dan Uni Eropa juga terus menekan meminta kepastian.
"Saya tahu muncul keinginan untuk pendekatan baru dan juga kepemimpinan baru pada fase kedua negosiasi Brexit, dan saya tidak akan menghalangi," kata May di depan pertemuan dengan anggota parlemen dari Partai Konservatif.
"Tapi kami perlu mewujudkan kesepakatan dan membuat Brexit ini terjadi. Saya siap untuk meninggalkan jabatan ini lebih awal untuk melaksanakan yang benar bagi negara dan partai kami."
Sebab, Uni Eropa juga sudah menetapkan persyaratan dan memberikan keleluasaan kepada Inggris untuk bisa menunda keputusan Brexit, tetapi tentu ada konsekuensi yang harus ditanggung. (ayp)
Baca Kelanjutan Musyawarah Parlemen Inggris Bahas Usulan Brexit Masih Buntu : https://ift.tt/2JLtAt9Bagikan Berita Ini
0 Response to "Musyawarah Parlemen Inggris Bahas Usulan Brexit Masih Buntu"
Post a Comment