
Ribuan orang berdiri dalam hening ketika kelima puluh nama korban yang tewas di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood pada 15 Maret lalu itu dibacakan.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan bahwa kejahatan berdasarkan kebencian adalah musuh bersama.
"Tantangan kita sekarang adalah berusaha sebaik mungkin dalam keseharian karena kita tidak imun terhadap virus kebencian, ketakutan, dan orang lain," ucap Ardern sebagaimana dikutip Reuters.
"Jawabannya terletak pada konsep sederhana yang tidak terpaku pada batasan domestik, tak berdasar pada etnis, kekuasaan, atau bahkan format pemerintahan. Jawabannya ada pada kemanusiaan," tuturnya.
Mendengar pidato Ardern, seorang yang hadir dalam upacara tersebut, Farid Ahmed, terus mengangguk. Istri Ahmed, Husna, merupakan salah satu korban tewas dan ia mengaku sudah memaafkan pelaku.
Ahmed mengatakan bahwa ia tidak mau lagi memiliki "hari yang mendidih layaknya gunung berapi. Saya ingin punya hati yang penuh cinta dan kepedulian, penuh kasih dan memaafkan dengan mudah karena hati itu tidak ingin ada lagi nyawa yang hilang."
Ia kemudian mengajak semua pihak bekerja sama untuk perdamaian dan mengubah cara pandang dengan menganggap semua orang sebagai keluarga.
"Saya mungkin berasal dari satu kultur, kalian dari kultur lain. Saya mungkin punya satu kepercayaan, kalian juga punya kepercayaan lain, tapi jika bersama, kita adalah taman yang indah," katanya. (has)
Baca Kelanjutan Nama Korban Dibacakan di Acara Peringatan Teror Christchurch : https://ift.tt/2FHKzsqBagikan Berita Ini
0 Response to "Nama Korban Dibacakan di Acara Peringatan Teror Christchurch"
Post a Comment