Search

ACT Tetap Fokus Membantu Kaum Rohingya

Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) hingga kini terus memberi perhatian besar kepada etnis minoritas Rohingya di Myanmar melalui program-program reguler. Ini disebabkan setelah konflik puluhan tahun mendera, nasib kaum yang dijuluki "Palestina di Asia Tenggara" ini tak kunjung membaik.

Salah satunya Kadera Mia, pria paruh baya yang menjadi salah satu dari ratusan ribu pengungsi yang ada.

"Kami orang-orang Rohingya tinggal di kamp pengungsian. Sungguh, sangat sulit hidup sebagai kami dan kami tidak tahan lagi dengan situasi seperti ini. Ada begitu banyak etnis yang hidup selayaknya manusia di Myanmar, mengapa Rohingya tidak bisa seperti itu?" ungkap salah satu pengungsi Rohingya, Kadera Mia seperti dikutip dari keterangan resmi ACT.

Ia beserta delapan anaknya pun pergi mencari tempat yang lebih aman ke Bangladesh.

"Saya sungguh tidak ingin datang ke sini (kamp pengungsian Kutupalong). Saya meninggalkan rumah dan lima bulan pertama terpaksa tinggal di rumah kerabat," ungkap Mia.

Selama ini Mia dan anak-anaknya mengaku tinggal di bilik bambu beratap jerami.

"Kekerasan dan kekejaman yang terjadi tanpa henti memaksa kami pindah ke sini satu setengah tahun lalu. Banyak yang telah kami korbankan," terangnya.

Pada masa pelarian itu, ia pun terpisah dengan istrinya yang menurutnya besar kemungkinan terbunuh oleh militer Myanmar.

Untuk mencari tempat aman, mereka rela menembus pegunungan Buthidaung dan menyusuri Sungai Naf, menuju sebuah wilayah di bagian paling selatan negara Bangladesh: Cox's Bazar, tempat yang mereka anggap lebih aman dari Arakan.

Selasa (18/6) lalu, sebuah kapal yang mengangkut 65 muslim Rohingya dikabarkan terdampar dalam kondisi nyaris karam di perairan Thailand Selatan.

Sebanyak 29 laki-laki dan 31 perempuan berkebangsaan Myanmar ditemukan di Pulau Rawi, Provinsi Satun, Thailand.

Berdasarkan pengakuan salah seorang muslim Rohingya, mereka sudah menumpangi kapal tersebut selama beberapa bulan terakhir untuk mencapai Malaysia. Hal tersebut menjadikan nasib mereka tak menentu di mana pun bahkan di negara tujuan berikutnya.

Sebagai catatan, ketidakjelasan nasib etnis keturunan Bengali memang telah menjadi perhatian dunia sejak lama.

Berdasarkan data PBB dan pemerintah Bangladesh per Juni 2019, lebih dari 200 ribu rumah tangga atau hampir setara dengan satu juta jiwa Rohingya terdaftar menjadi pengungsi. (stu)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan ACT Tetap Fokus Membantu Kaum Rohingya : http://bit.ly/2IXfxgx

Bagikan Berita Ini

0 Response to "ACT Tetap Fokus Membantu Kaum Rohingya"

Post a Comment

Powered by Blogger.