Bentrokan antara tentara Filipina dan militan Maute yang telah bersumpah setia pada ISIS tersebut telah berlangsung selama satu bulan, dan merenggut ratusan nyawa.
Canberra, yang memiliki program kerjasama pertahanan dengan Manila, menyebut mereka telah mengirimkan dua pesawat pengintai berjenis AP-3C Orion, untuk membantu tentara Filipina mengetahui lokasi persembunyian militan.
“Serangan kelompok ISIS di Filipina merupakan ancaman langsung bagi Australia dan keamanan kawasan merupakan kepentingan kami,” kata Menteri Pertahanan Filipina Marise Payne, dikutip AFP.
“Australia akan melanjutkan kerjasama keamanan dengan mitra kami di Asia Tenggara untuk mengatasi hal tersebut.”
Baru-baru ini, Payne berbicara dengan Menlu Filipina Delfin Lorenzana mengenai bantuan yang akan diberikan Australia. “Kami sepakat bahwa cara terbaik mengalahkan terorisme adalah dengan bekerja bersama-sama.”
Pesawat pengintai AP-3C Orion biasanya melakukan pengawasan di perbatasan zona laut dan memainkan peran penting dalam upaya pencarian pesawat dari maskapai Malaysian Airlines yang hilang, MH370, yang jatuh di Samudera Hindia, di lepas pantai Australia pada 2014 lalu.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan darurat militer di Mindanao pada 23 Mei lalu, menyusul pecahnya bentrokan antara militan Maute dan pasukan keamanan Filipina di Marawi.
Bentrokan selama sebulan tersebut menyebabkan Marawi luluh lantak dan membuat ratusan ribu penduduk di kota berpenduduk mayoritas Muslim tersebut, untuk mengungsi. Hingga saat ini masih terdapat ratusan penduduk yang terjebak di Marawi tanpa akses pada makanan, air bersih, obat-obatan serta listrik.
Sementara itu, pertempuran di Marawi telah menelan lebih dari 350 nyawa, termasuk tentara dan warga sipil.
(les)
Baca Kelanjutan Berangus ISIS, Australia Kirim Pesawat Pengintai ke Marawi : http://ift.tt/2s28WafBagikan Berita Ini
0 Response to "Berangus ISIS, Australia Kirim Pesawat Pengintai ke Marawi"
Post a Comment