Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyampaikan keprihatinannya atas rencana pemulangan paksa 5.300 pengungsi yang tinggal di area tersebut.
Tempat itu berada di luar pagar perbatasan Myanmar tapi masih berada di seberang sungai yang memisahkan kedua negara, jika dilihat dari Bangladesh.
Hampir 700 ribu Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh setelah serangan kelompok bersenjata pada 25 Agustus lalu memicu tindakan militer yang menurut PBB merupakan bentuk pembersihan etnis, disertai laporan pembakaran, pembunuhan dan pemerkosaan.
Mayor Iqbal Ahmed, pejabat penjaga perbatasan senior Bangladesh, mengatakan bahwa separuh pengungsi yang tinggal di daerah tak bertuan itu memasuki Bangladesh dan mencapai kamp pengungsian dalam waktu sepekan."Mereka meninggalkan tempat itu karena takut," kata Iqbal kepada Reuters, Selasa malam (28/1). "Sekarang ada sekitar 2.500-3.000 orang di wilayah tak bertuan. Kami berbicara pada sebagian dari mereka dan meminta mereka untuk kembali, tapi mereka bilang tidak bisa."
Sejumlah pejabat lokal dari kedua pihak mengadakan pertemuan pada 20 Februari lalu dan mengunjungi lokasi.
Dil Mohammed, pemimpin di antara penghuni daerah tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa pertemuan dengan pemimpin masyarakat sebagaimana dijanjikan pejabat Myanmar hingga kini tidak terwujud, mengonfirmasi ratusan keluarga telah bergerak ke Bangladesh sejak 20 Februari.
"Kami terus berada dalam ketakutan. Kami tidak akan pergi ke kamp," ujarnya, merujuk pada kamp sementara yang didirikan Myanmar untuk menampung para pengungsi untuk direpatriasi. Perjanjian repatriasi disepakati oleh kedua negara pada November lalu."Tidak ada jaminan atas nyawa kami. Kami perlu keamanan dan semua hak mendasar kami, termasuk kewarganegaraan, seperti masyarakat lain," kata Dil Mohammed.
Juru bicara pemerintah Myanmar Zaw Htay mengatakan kepada
![]() |
"Berdasarkan peraturan, mereka tidak bisa tinggal di sana, 150 kaki (45 meter) dari garis perbatasan. Mereka tinggal di sana untuk menciptakan situasi di mana pasukan keamanan dan pemerintah Myanmar akan mengusir mereka."
"Media, terutama Reuters, dan organisasi hak asasi manusia akan menekan dan membuat tudingan bahwa mereka dibersihkan," ujarnya. "Ini adalah sebuah jebakan untuk membuat tekanan lebih besar pada Myanmar, untuk membuat lebih banyak kritik pada Myanmar."Setelah pertemuan pada 20 Februari, Zaw Htay dikutip media lokal menyebut sebagian warga yang tinggal di wilayah itu merupakan "teroris" terkait Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan, organisasi yang menyerang pos keamanan Myanmar pada 25 Agustus.
"Kami dapat informasi bahwa para teroris ada di sana," kata Zaw Htay kepada Reuters. "Tempat ini akan jadi rumah aman atau tempat berlindung bagi para teroris, dan mereka bisa melakukan tindakan teroris pada kedua negara."
(aal)
Baca Kelanjutan Akan Dipulangkan, Ribuan Rohingya Melarikan Diri : http://ift.tt/2FFTSYmBagikan Berita Ini
0 Response to "Akan Dipulangkan, Ribuan Rohingya Melarikan Diri"
Post a Comment