
Organisasi itu menyebut Talib ditangkap setelah menyampaikan ceramah yang menyebut bahwa Islam harus melawan godaan-godaan setan dalam lingkup masyarakat, termasuk godaan berkumpul antara kaum laki-laki dan perempuan di tempat publik.
Khaleej Online melaporkan, dalam khotbahnya itu, Talib mengkritik kebijakan yang mulai mengizinkan kaum perempuan dan laki-laki berkumpul di acara-acara publik seperti festival musik hingga pertandingan olahraga.
Hingga kini, Saudi belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penangkapan Talib. Namun, akun Twitter berbahasa Inggris dan Arab milik Talib langsung dinonaktifkan beberapa jam setelah kabar penangkapannya beredar.
Kepada Al Jazeera, Yahya Assiri, salah satu aktivis HAM asal Saudi yang kini berbasis di Inggris, mengatakan kerajaan Saudi membidik seluruh orang yang dianggap berpengaruh dan bersilang pendapat dengan pemerintah.
"Bahkan mereka yang tetap dia atau berjanji setia pada negara, hingga mereka yang telah menghimpun otoritas dan inisiatif mereka, mereka semua tidak aman," kata Assiri.
Dikutip The Middle East Monitor, Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman melancarkan operasi penangkapan besar-besaran yang menyasar aktivis HAM, wartawan, hingga petinggi bisnis dan ulama moderat sejak 2017 lalu.
Pekan lalu, cendekiawan Islam terkemuka, Suleiman Dweesh dikabarkan tewas akibat disiksa selama berada dalam penahanan otoritas Saudi. Dia ditangkap pada April 2016 lalu setelah mengkritik Pangeran Mohammad.
(nat)
Baca Kelanjutan Kritik Kebijakan, Arab Saudi Tangkap Imam Masjidil Haram : https://ift.tt/2w7WsmfBagikan Berita Ini
0 Response to "Kritik Kebijakan, Arab Saudi Tangkap Imam Masjidil Haram"
Post a Comment