Helikopter yang membawa Trump, seluruh staf media dan aparat keamanan kembali hanya beberapa menit dari DMZ. Juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, mengatakan Trump merasa kecewa lantaran rencana melihat-lihat situasi perbatasan dengan Korea Utara itu mendadak batal.
“Sesungguhnya dia sangat frustrasi,” kata Sanders seperti dilaporkan Reuters, Rabu (8/11).
Hampir seluruh presiden Amerika Serikat, sejak Ronald Reagan mengunjungi DMZ. Kecuali George HW Bush, yang berkunjung ke sana sebagai wakil presiden. Pada April lalu, Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pun mengunjungi DMZ. Para petinggi Amerika Serikat itu selalu mengenakan jaket bomber dalam lawatannya ke DMZ dan berfoto bersama.
"Tapi, fakta bahwa mereka (Trump-Moon) merencanakan kunjungan ini menunjukkan kekuatan aliansi antara kedua negara,” kata Sanders kepada wartawan.
Menurut Sanders, sekitar pukul 7 pagi, iring-iringan kendaraan meninggalkan hotel yang diinapi Trump di tengah kota Seoul. Sepuluh menit kemudian tiba di Pangkalan militer Amerika Serikat, Yongsan Garison.
Helikopter yang membawa Trump dan rombongan terbang dari lapangan olahrga di pangkalan itu, orang-orang mengenakan seragam kamuflase duduk di belakang. Namun beberapa menit terbang, helikopter itu kembali. “Vibilitas tidak cukup untuk mendarat,” kata Sanders. “Sangat berbahaya, jadi mereka kembali.”
Sejatinya, lawatan ke DMZ semula tak masuk dalam agenda tur 24 jam Trump di Korea Selatan. Sejumlah kalangan Gedung Putih menganggap lawatan itu berpotensi memicu dan meningkatkan ketegangan dengan Korut.
Namun saat Trump menyampaikan keinginan untuk berkunjung ke DMZ, tidak saja mendukung, Moon menyatakan bakal menyambut Presiden Amerika Serikat itu di sana. Moon sempat menunggu selama 30 menit di DMZ sebelum Trump dipastikan batal ke sana.
Di Seoul, Trump dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Moon serta berpidato di depan Parlemen Korea Selatan. Isu Korea Utara diperkirakan menjadi fokus utama Trump selama kunjungannya ke Negeri Ginseng itu.
Menurut dokumen rahasia yang diperlihatkan kepada Reuters, salah satu pokok pembicaraan Trump adalah "membandingkan kebangkitan Korea Selatan dan keterpurukan Korea Utara”. Trump juga bakal mengangkat masalah penyelesaian krisis nuklir di Semenanjung Korea, juga catatan hak asasi manusia Korea Utara yang buruk.
Korea Selatan adalah pijakan kedua Trump dalam lawatan 12 harinya di Asia. Seusai Korea Selatan, konglomerat real estate asal New York itu akan bertandang ke China, Filipina, dan Vietnam.Sejumlah pejabat senior Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Trump akan berusaha meyakinkan Presiden China Xi Jinping, sekutu dekat Korea Utara, agar lebih keras lagi menekan pemimpinnya Kim Jong Un.
Trump dikabarkan akan membujuk China agar menjatuhkan sanksi dan embargo baru bagi Pyongyang. Seperti misalnya pembatasan ekspor minyak, batubara, dan transaksi keuangan bagi negara terisolasi itu.
Amerika Serikat menilai hanya China dan Rusia, dua negara penting yang bisa meyakinkan Korea Utara untuk menghentikan program nuklir dan rudalnya.
"Presiden Xi telah sangat membantu (mengendalikan Korut) dan kita semua akan segera mencari tahu seberapa membantunya kah mereka," kata Trump dalam jumpa pers setibanya di Seoul, Selasa (7/11). (nat)
Baca Kelanjutan Gara-gara Kabut, Trump Batal Kunjungi Perbatasan Korut : http://ift.tt/2zqe4vXBagikan Berita Ini
0 Response to "Gara-gara Kabut, Trump Batal Kunjungi Perbatasan Korut"
Post a Comment